Ketika Ganjar Pranowo Menunggu Restu PDIP untuk Maju Cagub Jateng
Tak Mau Umbar Visi-Misi, Tapi Terus Himpun Dukungan
Selasa, 20 November 2012 – 22:00 WIB
"Saya mengusulkan pola otonimi yang asimetris dalam hubungan antara provinsi dengan kabupaten/kota. Artinya pola hubungan itu tidak bisa diterapkan sama antara satu daerah dengan daerah lain. Di Jateng itu dengan 35 kabupaten/kota, tidak bisa disamaratakan," ulasnya.
Namun ada satu hal kunci yang menurutnya penting bagi siapapun yang memimpin sebagai kepala daerah. Pembangunan infrastruktur, lanjutnya, mau tidak mau memang harus diutamakan.
"Saya tidak menyepelekan human developing index (indeks pembangunan SDM), tapi yang pertama kali dinilai publik adalah hal-hal yang tampak dan langsung berdampak. Jalan, jembatan, bandara itu penting sebagai prioritas. Di Semarang, Bandara A Yani saja beberapa kali ditutup karena rob (air laut yang naik ke daratan)," sebutnya.
Jateng bagi Ganjar juga bukan daerah yang asing. Keragaman masyarakat di Jateng, seolah-olah juga terwakili dalam kehidupan Ganjar. Terlahir dari keluarga sekuler di Karanganyar, Ganjar kemudian menjalani pendidikan dasar dan menengah di Kutoarjo. Ganjar yang sempat menempuh pendidikan di sekolah menengah atas di BOPKRI Yogyakarta dan dekat dengan kalangan GMNI saat kuliah di UGM, akhirnya menjadi menantu tokoh NU dan PPP di Purbalingga.
MINGGU (18/11) pagi, rumah Wakil Ketua Komisi II DPR Ganjar Pranowo di kompleks DPR RI Kalibata, Jakarta Selatan sudah riuh. Puluhan guru sekolah-sekolah
BERITA TERKAIT
- Megawati Sebut Mundur Lebih Terhormat daripada Dipecat, Sindir Jokowi?
- HUT ke-52 PDIP: Megawati Perintahkan Kader Bonding dengan Rakyat
- Pemerintah Pertimbangkan Melantik Dahulu Kepala Daerah Tak Bersengketa di MK
- Dituding Berperan Memenangkan Istri di Pilkada Serang, Mendes PDT Merespons
- Megawati Anggap Ganjar Sudah Benar Bersikap Tolak Kedatangan Israel ke Indonesia
- Ahmad Yohan DPR Minta Pemerintah Bergerak Cepat Atasi Wabah PMK Sapi