Ketika Israel Kembali Tumpahkan Darah

Serangan atas 'Freedom Flotilla' Menuai Kecaman Dunia

Ketika Israel Kembali Tumpahkan Darah
PROTES - Warga Palestina membakar bendera Israel, dalam sebuah aksi protes keras terhadap serangan militer negeri yahudi itu atas misi kemanusiaan kemarin, di Pelabuhan Gaza. Foto: EPA.
Pembantaian berdarah tersebut mengakhiri misi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang dikenai blokade dan embargo oleh Israel beberapa tahun ini. Insiden itu juga terjadi sebelum pertemuan bilateral Presiden AS Barack Hussein Obama dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Washington DC.

Reporter stasiun TV Al-Jazeera melaporkan, tentara Israel terus menembaki kapal-kapal bantuan itu, sebelum menyerbu dan menaikinya. Saat kejadian itu, dia (sang reporter, Red) menumpang salah satu di antara tiga kapal berbendera Turki yang tergabung dalam rombongan. Dua kapal lainnya berbendera Yunani dan satu lagi berbendera AS.

Sementara itu, tentara Israel mengklaim hanya menembak setelah diserang oleh para aktivis dengan tongkat, pisau dan api. Pihak Israel juga menyebutkan telah menyita "senjata-senjata" yang digunakan para aktivis tersebut.

"Di atas kapal, kami menemukan sejumlah senjata yang siap digunakan dan yang telah dipakai untuk menyerang pasukan kami," kata Wakil Menlu Israel, Danny Ayalon. "Tujuan penyelenggara (bantuan) itu adalah melakukan kekerasan. Akibatnya, juga terjadi kekerasan dan membawa korban. Israel menyesalkan jatuhnya korban tewas dan telah berupaya untuk menghindari," lanjutnya.

JERUSALEM - Israel kembali berulah dengan tindakan kejamnya. Kontan, mereka pun menuai protes dan kecaman dari seluruh dunia. Hal itu terjadi setelah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News