Ketika Israel Kembali Tumpahkan Darah
Serangan atas 'Freedom Flotilla' Menuai Kecaman Dunia
Selasa, 01 Juni 2010 – 04:31 WIB
Spanyol (presiden Uni Eropa saat ini, Red), Prancis, Swedia, Norwegia, Denmark, Austria dan Yunani, bahkan telah memanggil duta besar Israel untuk meminta penjelasan soal penyerangan tentaranya itu. Sejumlah negara yang dekat dan menjadi sekutu Israel, juga bereaksi langsung dengan membekukan hubungan militer. Reaksi itu tidak berlebihan, karena para penumpang kapal bantuan berasal dari banyak negara.
Sementara pemerintah Turki segera menarik duta besarnya di Tel Aviv, Israel. Mereka mengingatkan pula bahwa serangan itu akan membawa konsekuensi terhadap hubungan bilateral. Deputi PM Bulent Arinc juga menyatakan bahwa tiga rencana latihan militer bersama dengan Israel ditangguhkan.
Di Ankara, rakyat Turki meluapkan kemarahan mereka. Ribuan orang berdemonstrasi untuk memprotes serangan Israel itu. Polisi harus mencegah massa yang marah agar tidak merusak, saat berunjuk rasa di luar misi Israel di kota tersebut. Sementara, Yunani juga menyatakan menarik diri dari latihan militer bersama dengan Israel. Negeri itu pun membatalkan kunjungan panglima angkatan udara (AU)-nya ke Israel.
Dari Washington DC, AS hanya menyesalkan insiden yang menewaskan dan melukai sejumlah orang itu. Gedung Putih tidak mengutuk atau mengecam secara terbuka negara yang menjadi sekutu dekatnya di Timur Tengah tersebut. "Kami sangat menyesalkan jatuhnya korban, dan saat ini terus bekerja untuk memahami kondisi di seputar tragedi tersebut," kata juru bicara Gedung Putih, William Burton.
JERUSALEM - Israel kembali berulah dengan tindakan kejamnya. Kontan, mereka pun menuai protes dan kecaman dari seluruh dunia. Hal itu terjadi setelah
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer