Ketika Israel Kembali Tumpahkan Darah

Serangan atas 'Freedom Flotilla' Menuai Kecaman Dunia

Ketika Israel Kembali Tumpahkan Darah
PROTES - Warga Palestina membakar bendera Israel, dalam sebuah aksi protes keras terhadap serangan militer negeri yahudi itu atas misi kemanusiaan kemarin, di Pelabuhan Gaza. Foto: EPA.
Spanyol (presiden Uni Eropa saat ini, Red), Prancis, Swedia, Norwegia, Denmark, Austria dan Yunani, bahkan telah memanggil duta besar Israel untuk meminta penjelasan soal penyerangan tentaranya itu. Sejumlah negara yang dekat dan menjadi sekutu Israel, juga bereaksi langsung dengan membekukan hubungan militer. Reaksi itu tidak berlebihan, karena para penumpang kapal bantuan berasal dari banyak negara.

Sementara pemerintah Turki segera menarik duta besarnya di Tel Aviv, Israel. Mereka mengingatkan pula bahwa serangan itu akan membawa konsekuensi terhadap hubungan bilateral. Deputi PM Bulent Arinc juga menyatakan bahwa tiga rencana latihan militer bersama dengan Israel ditangguhkan.

Di Ankara, rakyat Turki meluapkan kemarahan mereka. Ribuan orang berdemonstrasi untuk memprotes serangan Israel itu. Polisi harus mencegah massa yang marah agar tidak merusak, saat berunjuk rasa di luar misi Israel di kota tersebut. Sementara, Yunani juga menyatakan menarik diri dari latihan militer bersama dengan Israel. Negeri itu pun membatalkan kunjungan panglima angkatan udara (AU)-nya ke Israel.

Dari Washington DC, AS hanya menyesalkan insiden yang menewaskan dan melukai sejumlah orang itu. Gedung Putih tidak mengutuk atau mengecam secara terbuka negara yang menjadi sekutu dekatnya di Timur Tengah tersebut. "Kami sangat menyesalkan jatuhnya korban, dan saat ini terus bekerja untuk memahami kondisi di seputar tragedi tersebut," kata juru bicara Gedung Putih, William Burton.

JERUSALEM - Israel kembali berulah dengan tindakan kejamnya. Kontan, mereka pun menuai protes dan kecaman dari seluruh dunia. Hal itu terjadi setelah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News