Ketika Istri Pertama dan Istri Kedua Pak Bupati Sama-sama Maju Pilkada

Bersaing di Baliho, Bersaing Pula Dekati Parpol

Ketika Istri Pertama dan Istri Kedua Pak Bupati Sama-sama Maju Pilkada
Baliho Nurlaila (paling kiri) dan Haryanti (paling kanan) di depan Kantor Pemkab Kediri, Jl. Soekarno-Hatta. (Foto: Sri Utami/Radar Kediri)

Dengan statusnya itulah, ibu satu anak itu tidak mempermasalahkan ketika di banyak forum Sutrisno menegaskan mendukung Haryanti. Meski demikian, dia tetap pede (percaya diri) untuk maju. Untuk urusan finansial, Nurlaila mengatakan mendapatkan banyak bantuan dari saudara, teman, dan kolega. "Saya punya banyak teman Kades yang saat maju juga tidak minta jabatan kepada bupati," lanjutnya.

Nurlaila pun lantas mengeluhkan adanya diskriminasi terhadap dirinya. Misalnya, saat menggelar acara jalan santai. Perempuan yang 26 Januari lalu tepat berusia 49 tahun itu sering dipersulit saat mengurus perizinan. Bukan saat di kepolisian, melainkan ketika mengurus izin di kecamatan.

Jika sudah demikian, biasanya Nurlaila langsung menelepon Sutrisno. Dengan nada protes, dia meminta agar diperlakukan sama dengan bacabup yang lain. "Kalau saya sudah menelepon Bapak (Sutrisno), biasanya izin langsung diberikan," ceritanya, lantas tertawa.

Kini Nurlaila sedang berupaya mendapatkan dukungan lebih banyak dari parpol lain. Di antaranya, Golkar, Gerindra, dan PKS. Bagaimana jika seluruh parpol itu menjatuhkan rekomendasi kepada Haryanti" Nurlaila menyatakan tak gentar. Saat ini Nurlaila mengklaim sudah mempunyai modal dukungan dari PAN dan 23 parpol nonparlemen. Jika dijumlah, persentasenya sudah 17 persen atau melampaui batas minimal.

Karena suami tak lagi bisa menjadi bupati, sang istri pun berniat menggantikan. Maka, ikutlah dia dalam ajang pemilihan bupati (pilbup). "Pertarungan"

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News