Ketika Ketua DPRD Tewas di Medan
Jumat, 06 Februari 2009 – 05:49 WIB
DEMOKRASI bisa cedera di sebuah masyarakat yang tak menghormati hak hidup pepohonan. Mahluk Tuhan yang tumbuh di perkampungan itu telah menjadi elemen paru-paru dunia di era pemanasan global yang menghantui masa depan dunia. Tidak fairnya, Indonesia sebagai penghasil kayu diminta mengurangi deforestasi sampai 50%, walaupun hutan yang ditebangi itu adalah orderan negara maju juga. Sangat hipokrit dan lose-win, bukan win win. Tidak demokratis, karena hanya memikirkan negara sendiri dan cuek kepada dunia yang semakin merana.
Namun, negara-negara industri menolak pencantuman pengurangan emisi gas rumah kaca global. Sir Nicholas Stern, pakar ekonomi lingkungan itu meminta supaya penurunan emisi minimal 50%, dan 80% dari pengurangan itu dibebankan di bahu negara-negara kaya. Tapi mereka menawar cuma 25 sampai 40% saja.
Baca Juga:
Negara industri lebih suka membeli karbon yang mereka semburkan ke angkasa. Mungkin, sambil berkecak pinggang, mereka bilang berani membayar dana USD 50 sampai 100 miliar saban tahun hingga tahun 2020.
Baca Juga: