Ketika Kopassus Turun Tangan Bantu Korban Banjir Jakarta

Sulit Bujuk Warga Tinggalkan Rumah yang Tenggelam

Ketika Kopassus Turun Tangan Bantu Korban Banjir Jakarta
Foto: Doddy Bayu Prasetyo/Jawa Pos

Masih banyak warga yang belum kebagian. Tim evakuasi Grup III Kopasuss yang berjumlah 40 orang harus bekerja keras menjaga kebutuhan warga.

Kapten Infanteri M. Nadeak menjelaskan, keselamatan dan kebutuhan warga menjadi prioritas. Apalagi banjir di lokasi tersebut belum menunjukkan tanda-tanda surut. "Karena itu, kami ada di sini. Kami terus bersiaga kalau ada warga yang butuh pertolongan atau logistik. Kami terus mendengar," ujar Nadeak.

Dia yakin masih ada sekitar 100 warga Bidara Cina yang terancam jika tidak segera dievakuasi. "Kami sudah berusaha mengajak. Tetapi, mereka tetap bertahan dan meminta bantuan logistik," terang dia. Nadeak tidak bisa memastikan sampai kapan bertugas di lokasi banjir. "Bergantung instruksi dari atasan," katanya.

Ada 1.934 warga dari Bidara Cina, Kampung Melayu, dan Halim yang mengungsi di GOR Otista. Berbagai penyakit mulai menyerang para pengungsi. Antara lain, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, dan diare.

Sumikem, 64, warga Halim, mengaku terpaksa mengungsi karena rumahnya terendam banjir sampai atap. Sudah seminggu dia mengungsi bersama tujuh anggota keluarga yang lain. "Sudah tenggelam semua Mas," ungkapnya.

Dia menyatakan, selama ini kebutuhan pokok seperti makan dan minum cukup terpenuhi. Namun, Sumikem mengeluhkan sangat terbatasnya kamar mandi dan toilet. "Waktu mandi dan ke toilet harus ngantre lama. Jadi, saya numpang mandi ke rumah-rumah warga yang tidak kebanjiran," ucapnya. (*/c5/ca)

Komando Pasukan Khusus (Kopassus), pasukan elite TNI Angkatan Darat, ikut terjun membantu korban banjir di ibu kota. Dengan skill mumpuni, mereka


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News