Ketika Lagu Lir-Ilir Dibawakan Secara Modern

Ketika Lagu Lir-Ilir Dibawakan Secara Modern
Band EBMkustik berhasil membawakan lagu Lir-Ilir menjadi lebih modern dalam acara Dies Natalis FIB Unair. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Band EBMkustik berhasil membawakan lagu Lir-ilir yang dulu menjadi sarana dakwah Sunan Kalijaga menjadi lebih modern. Banyak alat musik yang dipadukan untuk mengiringi lagu tersebut, seperti kajon, gitar, bas, dan biola.

''Kami mengaransemen ulang lagu itu dengan menggunakan tiga genre sekaligus,'' kata Mahdi Muhammad, salah seorang personel EBMkustik, di sela Dies Natalis Ke-20 FIB Unair. Ada unsur metal, pop, dan keroncong dalam Lir-ilir Sunan Kalijaga tersebut. Hasilnya, lagu itu hadir lebih progresif. Terdengar lebih meriah. Namun, liriknya tetaplah salawat.

Dewantoro Putranto, humas dies natalis kali ini, menyatakan bahwa kampus menetapkan Cultural Diversity sebagai tema acara. Karena itu, semua pengisi acara mengemas atraksi mereka dalam balutan budaya tradisional. Kemarin para personel EBMkustik menyelipkan kain batik dalam kostum mereka. ''Walau metal tetap batik,'' kata Mahdi, lantas tertawa.

Dewantoro mengapresiasi respons para pengisi acara kemarin. Sebab, hampir semuanya memasukkan unsur budaya tradisional dalam penampilan di atas panggung. Bahkan, seperti EBMkustik, banyak juga yang menggunakan kostum daerah. ''Walau terpapar globalisasi, kita tidak boleh lupa budaya,'' tutur Dewantoro.

Kemarin bukan hanya EBMkustik yang menjadi pengisi acara. Sejumlah band asal Surabaya lainnya juga beraksi. Misalnya, Band Klorofil yang penggawanya masih duduk di bangku SD. Mereka menyajikan Yamko Rambe Yamko. Ada juga Bumbu Dapur, Bonjour, dan Boby N Friends.

Selain sajian lagu daerah, panitia juga menyuguhkan menu tradisional dalam acara tahunan tersebut. (ras/c22/hep) 

Ada unsur metal, pop, dan keroncong dalam lagu Lir-ilir Sunan Kalijaga tersebut.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News