Ketika Mamah Dedeh Harus Menyiasati Padatnya Jadwal Berdakwah
Tak Puas, Jamaah Mengejar sampai Rumah
Minggu, 29 Agustus 2010 – 09:09 WIB
Suara lantang disertai humor kala berdakwah menjadi ciri khas yang sangat melekat pada Mamah Dedeh. Ustadah yang satu itu berhasil memadukan dakwah dan komedi lewat program acara religius Mamah dan Aa" di sebuah stasiun televisi swasta. Kini jamaah Mamah tersebar di seluruh Indonesia.
SEKARING RATRI ADANINGGAR, Jakarta DENGAN balutan busana muslim dan jilbab berwarna merah, Mamah Dedeh langsung menjadi pusat perhatian. Apalagi, setelah ustadah kondang itu duduk di podium, ratusan perempuan peserta pengajian dengan khidmat siap menerima siraman rohani darinya.
SEKARING RATRI ADANINGGAR, Jakarta
Baca Juga:
"Kalau ada salah-salah kata, saya minta maaf. Saya memang bukan orang yang halus. Sebab, saya memang bukan makhluk halus," ujar Mamah Dedeh, disambut tawa jamaah pengajian di Musala Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Kamis lalu (26/8).
Saat pengajian berakhir, jamaah tidak langsung bubar. Mereka justru langsung merapat ke podium, tempat ustadah bernama asli Dedeh Rosyidah itu duduk. Jamaah yang didominasi ibu-ibu tersebut berebut berjabat tangan dan berfoto bareng Mamah Dedeh. Tak pelak, Mamah sampai terdesak para "penggemar" itu. Meski begitu, Mamah justru terhanyut dalam euforia jamaah tersebut. Dia ikut heboh sambil sesekali melontarkan guyonan dengan suara yang keras. Suasana musala lantas jadi riuh oleh suara jamaah itu.
Suara lantang disertai humor kala berdakwah menjadi ciri khas yang sangat melekat pada Mamah Dedeh. Ustadah yang satu itu berhasil memadukan dakwah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408