Ketika Novelis Aguk Irawan "Berjihad Literasi" di Pesantren Baitul Kilmah
jpnn.com - SEBAGAI seorang penulis, Aguk Irawan yakin bahwa literasi bisa jadi solusi buat anak-anak muda potensial dari kalangan tidak mampu. Di pesantren yang dikelolanya para santri bebas memilih menerjemahkan atau menulis cerpen, puisi, ataupun novel.
-------------
Imam Arya Nusantara menjadi tamu pertama sore itu. Di dalam tas pemuda 26 tahun itu teronggok beberapa buku dan karya tulis yang tidak lama lagi naik cetak di salah satu penerbit.
Tak lama berselang, datanglah Muhib ke rumah yang terletak di Kasongan Permai, Bantul, Jogjakarta, itu. Pemuda berambut gondrong tersebut juga tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa tumpukan kertas hasil terjemahan.
"Oke, ayo kita mulai diskusinya," kata Aguk Irawan, si empunya rumah, seorang penulis yang dikenal sangat produktif itu.
Di luar Aguk, Imam, dan Muhib, hanya ada Kafi dan Aziz pada Selasa sore lalu itu (10/11). Maklum, kegiatan tersebut dilakukan di luar jadwal rutin. Tapi, toh diskusi yang diawali paparan Imam tentang kiat menerjemahkan buku itu tetap berjalan gayeng.
Begitulah, jagat literasi memang menjadi napas keseharian di rumah yang sekaligus menjadi markas Pesantren Kreatif Baitul Kilmah tersebut
Sejalan dengan tujuan Aguk saat mendirikan pesantren sebagai kelanjutan Sanggar Terjemahan Arab pada 2007 itu.
SEBAGAI seorang penulis, Aguk Irawan yakin bahwa literasi bisa jadi solusi buat anak-anak muda potensial dari kalangan tidak mampu. Di pesantren
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara