Ketika Orangutan Pun Naik Bus ke Sekolah
Kedepalan murid ini, kata Dr Preuschoft, memang harus menyaksikan ibu mereka terbunuh, biasanya sebagai korban dari perkebunan kepala sawit, industrui kayu dan batubara.
Four Paws sendiri selama satu dekade terakhir telah bekerja merehabilitasi bayi-bayi orangutan Kalimantan yang mengalami trauma kehilangan induknya.
"Anak-anak ini perlu menghabiskan sebanyak mungkin waktu di lingkungan alamiah mereka," katanya.
Karena itu, kurikulumnya mencakup pelajaran memanjat, mencari makan, dan membuat tempat tidur.
Diketahui bahwa orangutan mampu mengidentifikasikan sekitar 4.000 item yang bisa mereka makan.
Karena tak ada induknya yang mengajari, maka para ibu angkatnyalah yang melatih mereka memilah makanan yang aman dan yang berbahaya mereka konsumsi dan bagaimana cara mendapatkannya.
Photo: Bayi-bayi orangutan belajar dari ibu angkat mereka di Orangutan Forest School. (Kiriman: Four Paws/James Mepham)
Bulan Juni mendatang, jika tak ada aral melintang, murid-murid ini akan pindah ke tempat tinggal baru mereka di seberang sungai yang memisahkan lokasi sekolah.
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne