Ketika Pak JK Rindu Nasi Ulam di Atas Pesawat

jpnn.com - SEJUMLAH staf Wakil Presiden Jusuf Kalla dan pramugrari tampak bolak-balik kebingungan di pesawat kepresidenan yang baru saja meninggalkan Bandara Internasional Ngurah Rai menujua Jakarta, Kamis (10/12).
Wapres sudah menyelesaikan tugasnya membuka kegiatan internasional Bali Democracy Forum (BDF) VIII. Pesawat sudah mengudara kembali ke Jakarta. Lalu apa yang dipusingkan para stafnya?
Usut punya usut, ternyata sang wapres ingin menyantap makanan kesukaannya, nasi ulam. Sebagai orang asli Makassar, Sulawesi Selatan, pria yang kerap disapa JK itu ternyata juga menyukai nasi ulam khas Betawi.
"Bapak pengen makan nasi ulam. Tapi kan udah enggak bisa untuk kesehatannya," ujar salah satu petugas di pesawat.
Nasi ulam memang khas dari Betawi, tapi di Bali, masakan ini sudah sering disajikan untuk para wisatawan.
Masakan ini terdiri nasi yang dimasak dengan tambahan daun pandan, lengkuas, daun salam, serai, jahe dan garam serta ditaburi ebi (udang kering) plus sarundeng (parutan kelapa goreng). Belum ditambah ayam goreng dan beberapa lauk lainnya. JK pun tidak pernah ketinggalan makan nasi ulam jika berkunjung ke Bali.
Namun, kali ini ia sudah tidak diperbolehkan tim medisnya makan nasi ulam dengan alasan bisa mengganggu kesehatannya.
Tapi, hari ini JK ternyata tahu bahwa salah satu staf ahli ekonominya Sofyan Wanadi, telah membeli nasi ulam. Alhasil, di dalam pesawat JK pun meminta bagiannya, si nasi ulam spesial.
SEJUMLAH staf Wakil Presiden Jusuf Kalla dan pramugrari tampak bolak-balik kebingungan di pesawat kepresidenan yang baru saja meninggalkan Bandara
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu