Ketika Para Dubes dan Ekspatriat Belajar Bahasa Indonesia di Jogja (1)
Berangkat Kursus Pakai Bodyguard dan Mobil Antipeluru
Jumat, 06 Maret 2009 – 11:14 WIB
Namun, tak semua koran bisa dia baca. Dia lantas menyebut salah satu koran nasional. Kalimat dalam koran tersebut menurut dia susah dipahami. Kosa kata dan struktur kalimatnya pun membingungkan. Apalagi, kalimatnya panjang-panjang. ''Kalau koran Jawa Pos dan majalah Tempo, saya mudah memahaminya,'' ujarnya.
Wisma Bahasa adalah salah satu lembaga kursus bahasa Indonesia di Jogja. Letak lembaga yang didirikan pada 1982 itu agak nyelempit di tengah kota. Tempat itu berdiri di Gang Nuri, Jalan Rajawali, Demangan Baru. ''Kami sengaja memilih tempat belajar yang tidak langsung berhadapan dengan jalan raya. Biar suasananya tenang,'' kata Itha.
Wisma Bahasa memang tak semata-mata mengajarkan bahasa. Lembaga yang didirikan sejumlah mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan Universitas Gajah Mada (UGM) 27 tahun lalu itu juga mengajarkan budaya dan metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa.
Soal setting tempat, misalnya. Di ruang belajar dan front office, pernak-pernik khas Indonesia diletakkan di dinding. Mulai kerajinan tangan berupa wayang hingga foto-foto bertema masyarakat Indonesia. Patung-patung kecil terbuat dari kayu pun menghiasi dinding-dinding ruang belajar.
Para ekspatriat dan beberapa duta besar negara sahabat kini bersemangat belajar bahasa Indonesia. Salah satu tempat kursus yang mereka tuju adalah
BERITA TERKAIT
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408
- Melihat dari Dekat Upaya Tanoto Foundation Membentuk Generasi Unggul di TSG 2024