Ketika Para Dubes dan Ekspatriat Belajar Bahasa Indonesia di Jogja (2-Habis)
Susah Bedakan Susu Kedelai dan Susu Keledai
Sabtu, 07 Maret 2009 – 06:19 WIB
Namun, konsekuensinya, tiap guru harus siap meladeni pertanyaan-pertanyaan ''aneh'' dari murid. Agus yang dulu mengawali karir sebagai guru di Wisma Bahasa itu menuturkan, dirinya sempat bingung ketika salah seorang muridnya bertanya. ''Pak, di sini handphone dijual begitu mudah sampai penjualnya berkeliling kampung,'' ujar Agus menirukan pertanyaan salah seorang muridnya.
Dia sempat bingung atas maksud pertanyaan muridnya tersebut. Dia sendiri tidak memahami bagaimana mungkin handphone dijual seperti itu. ''Sebentar lagi, dia pasti lewat. Kita tunggu saja,'' kata murid itu tak mau kalah.
Tak lama kemudian, sebuah suara terdengar dari gang di depan Wisma Bahasa. Si murid langsung gembira. ''Itu dia,'' ungkapnya.
Agus pun terkekeh. Tampaknya, yang dimaksud dengan penjual handphone itu adalah penjual lumpia. Tiap sore pada jam-jam tertentu, penjual tersebut memang lewat di depan Wisma Bahasa dan meneriakkan dagangannya.
Selama mengajar para ekspatriat dan duta besar (Dubes), banyak kisah menarik dan menggelikan. Pengajar di Wisma Bahasa, Jogja, sempat kewalahan ketika
BERITA TERKAIT
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408
- Melihat dari Dekat Upaya Tanoto Foundation Membentuk Generasi Unggul di TSG 2024