Ketika Para Dubes dan Ekspatriat Belajar Bahasa Indonesia di Jogja (2-Habis)
Susah Bedakan Susu Kedelai dan Susu Keledai
Sabtu, 07 Maret 2009 – 06:19 WIB
''Penjualnya kan bilang, lumpia, lumpia. Nah, murid saya itu mengiranya Nokia, Nokia. Ya saya jelaskan bahwa itu bukan handphone, tapi makanan,'' tutur lelaki berambut tipis tersebut.
Dia mengungkapkan, selain soal budaya, yang paling sulit dalam belajar bahasa Indonesia adalah membedakan kosakata. Kosakata itu, kata dia, biasanya yang memiliki pelafalan hampir sama. Misalnya, perawat dan pesawat.
Pernah suatu ketika murid diberi tugas membuat kalimat. Pertanyaannya, kamu pulang naik apa? ''Ada murid yang mengatakan, saya pulang naik perawat,'' ujarnya lantas terkekeh.
Itha pun tak mau kalah. Dia menceritakan, pernah salah seorang guru dikejutkan oleh pertanyaan salah seorang murid. Murid itu mengatakan, ''Tolong buka celana.''
Selama mengajar para ekspatriat dan duta besar (Dubes), banyak kisah menarik dan menggelikan. Pengajar di Wisma Bahasa, Jogja, sempat kewalahan ketika
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala