Ketika Peraih Nobel Kedokteran dari AS Kunjungi Indonesia
Shock Lihat Video Balita Piawai Merokok
Rabu, 11 Juli 2012 – 00:22 WIB

Peraih Nobel untuk penelitian kanker, Dr. Harold Varmus di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Senin (9/7). Foto : Sekaring Ratri A/Jawa Pos
"Kalau di Amerika, (anak-anak membeli rokok, Red) tidak akan dilayani, kecuali Anda sudah berusia 18 tahun," katanya sembari menggeleng-gelengkan kepala.
Namun, kata dia, bukan berarti remaja Amerika bebas rokok. Dia memaparkan, rata-rata usia merokok anak-anak di negeri Paman Sam dimulai pada umur 15 tahun. Dan, tidak tertutup kemungkinan ada remaja di bawah 15 tahun yang sudah merasakan rokok.
Meski begitu, dirinya amat prihatin mengetahui tingginya jumlah perokok di Indonesia. Apalagi, usia mulai merokok di Indonesia tergolong cukup dini. Keprihatinannya itulah yang menjadi salah satu misi utama kunjungannya ke Indonesia kali ini.
Varmus ingin memberikan pemahaman bahwa rokok secara ilmiah bisa memicu kanker, khususnya kanker paru-paru. Dan, merokok adalah faktor risiko terbesar penyebab kanker di Indonesia.
Ilmuwan Amerika peraih Nobel Prize 1989 berkat penelitiannya tentang kanker, Dr Harold Varmus, terkejut mengetahui banyaknya perokok di Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu