Ketika Peraih Nobel Kedokteran dari AS Kunjungi Indonesia

Shock Lihat Video Balita Piawai Merokok

Ketika Peraih Nobel Kedokteran dari AS Kunjungi Indonesia
Peraih Nobel untuk penelitian kanker, Dr. Harold Varmus di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Senin (9/7). Foto : Sekaring Ratri A/Jawa Pos
   

"Memang, mengajak orang berhenti merokok tidak mudah. Tapi, pendekatan yang baik serta penjelasan yang logis tentang bahaya merokok bisa mengurangi pemakaian tembakau dengan dramatis. Siapa sih yang mau sakit," papar Varmus.

   

Yang terpenting, lanjut dia, ada aturan tegas terkait dengan pemakaian tembakau untuk melindungi kesehatan masyarakat, khususnya para remaja dan anak-anak. Suami Constance Louise Casey itu mengatakan, upaya menanggulangi rokok melalui regulasi cukup berhasil di Amerika.

Berdasar penelitian di sana, peningkatan konsumsi rokok berjalan seiring dengan peningkatan kasus kanker, baik pada laki-laki maupun perempuan. Namun, sejak diberlakukannya peraturan yang ketat mengenai rokok, kasus kanker yang semula meningkat drastis, berangsur-angsur turun seiring berkurangnya konsumsi rokok.

   

Meski begitu, Varmus tidak menyarankan adanya larangan untuk membeli produk tembakau. Bahkan, menurut dia, larangan itu justru suatu kesalahan besar.

Ilmuwan Amerika peraih Nobel Prize 1989 berkat penelitiannya tentang kanker, Dr Harold Varmus, terkejut mengetahui banyaknya perokok di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News