Ketika Peraih Nobel Kedokteran dari AS Kunjungi Indonesia
Shock Lihat Video Balita Piawai Merokok
Rabu, 11 Juli 2012 – 00:22 WIB
"Karena akan muncul pasar gelap dan orang-orang yang sudah kecanduan rokok akan berusaha mendapatkan rokok secara ilegal. Akan ada konsekuensi-konsekuensi yang lebih merusak," urai dokter berkacamata itu.
Menurut rencana, hari ini (10/7) Varmus menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Komnas Pengendalian Tembakau. Dalam pertemuan tersebut, ayah dua anak itu kembali akan menjelaskan secara ilmiah terkait bahaya rokok yang bisa menyebabkan kanker.
Dia juga akan mendorong pemberlakuan aturan penggunaan produk tembakau. "Rencananya besok (hari ini, Red) saya membicarakan persoalan rokok dengan Bapak Presiden," katanya.
Varmus juga akan berbagi pengetahuan terkait penelitiannya tentang kanker yang dilakukannya puluhan tahun kepada kalangan akademisi dan peneliti di Indonesia. Seperti diketahui, berkat penelitiannya tentang genetis dasar kanker, Varmus bersama rekannya, J. Michael Bishop, menerima The Nobel Prize in Physiology or Medicine pada 1989.
Ilmuwan Amerika peraih Nobel Prize 1989 berkat penelitiannya tentang kanker, Dr Harold Varmus, terkejut mengetahui banyaknya perokok di Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara