Ketika Peraih Nobel Kedokteran dari AS Kunjungi Indonesia
Shock Lihat Video Balita Piawai Merokok
Rabu, 11 Juli 2012 – 00:22 WIB

Peraih Nobel untuk penelitian kanker, Dr. Harold Varmus di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Senin (9/7). Foto : Sekaring Ratri A/Jawa Pos
Selain itu, Varmus meraih California Scientist of The Year (1982), The Albert Lasker Basic Medical Research Award (1982), The Passano Foundation Award (1983), The Armand Hammer Cancer Prize (1984), The American College of Physicians Award (1987), dan berbagai penghargaan lain.
Di balik kecintaannya pada riset kesehatan, pemilik nama lengkap Harold Elliot Varmus itu ternyata juga mencintai dunia sastra. Tidak asal suka, ilmuwan kelahiran 18 Desember 1939 itu bahkan menempuh studi S-1 Sastra Inggris di Amherst University dan Harvard University untuk program S-2 di bidang yang sama.
Varmus menceritakan, semula dirinya mendaftar di Amherst College untuk persiapan masuk sekolah kedokteran. Namun, kehidupan kampus yang menyenangkan membuat Varmus berubah haluan. Varmus mulai mengubah bidang studinya, dari science menjadi filsafat hingga akhirnya dia mantap memilih sastra Inggris sebagai bidang ilmu yang dipelajari. Kala itu Varmus juga menekuni dunia politik dan jurnalistik. Bahkan, dia menjadi editor koran kampus.
"Bisa dibilang ini adalah salah satu keputusan besar dalam hidup saya, yang pernah saya buat. Bahkan, saya sempat terpikir untuk menjadi profesor di bidang ini (medis/kedokteran, Red)," ujarnya.
Ilmuwan Amerika peraih Nobel Prize 1989 berkat penelitiannya tentang kanker, Dr Harold Varmus, terkejut mengetahui banyaknya perokok di Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu