Ketika Peraih Nobel Kedokteran dari AS Kunjungi Indonesia
Shock Lihat Video Balita Piawai Merokok
Rabu, 11 Juli 2012 – 00:22 WIB
Selama perjalanan karirnya sebagai dokter peneliti, Varmus telah beberapa kali memegang jabatan di sejumlah institusi kesehatan. Di antaranya menjadi direktur NIH pada 1993-1999. Saat ini dia menjabat direktur The US National Cancer Institute (NCI) yang merupakan bagian dari NIH.
Sampai sekarang lebih dari 300 makalah ilmiah dan lima buku yang dihasilkan Varmus. Salah satunya pengantar genetik dasar kanker untuk khalayak umum dan laporan ilmiah The Art of Politics of Science yang diterbitkan pada 2009.
Varmus mengaku tidak menyesal akhirnya memilih fokus di bidang kesehatan. Apalagi, setelah meraih Nobel pada 1989. Dia mengungkapkan, hingga kini masih bisa menikmati kecintaannya pada karya sastra di sela-sela kesibukan sebagai dokter peneliti.
"Kalau saya menekuni dunia medis, saya masih bisa membaca karya sastra. Tapi, kalau saya full di sastra, saya tidak akan bisa melakukan apa pun di dunia medis. Saya bahagia dengan pilihan yang saya buat," ungkapnya lantas tersenyum.
Ilmuwan Amerika peraih Nobel Prize 1989 berkat penelitiannya tentang kanker, Dr Harold Varmus, terkejut mengetahui banyaknya perokok di Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara