Ketika Perekonomian Jordania Kehilangan Oksigen Akibat Revolusi Arab

Amphitheater Menyisakan Aktivitas Pekerja Konstruksi

Ketika Perekonomian Jordania Kehilangan Oksigen Akibat Revolusi Arab
Ketika Perekonomian Jordania Kehilangan Oksigen Akibat Revolusi Arab

Memang ada satu bus wisata yang terparkir. Tetapi, kendaraan itu hanya mengangkut tidak sampai sepuluh turis dari Amerika Serikat. Di dalam lokasi, mereka dipandu salah seorang kolega Hussein. Sempat terdengar oleh Jawa Pos bahwa salah seorang wisatawan asal Negeri Paman Sam itu meminta sang pemandu, "Just give us a quick tour."

Permintaan itu rupanya merepresentasikan kondisi pariwisata Jordania pada awal 2011 ini: turis asing yang kian jauh. Padahal, bulan seperti ini biasanya justru merupakan peak season alias musim puncak kedatangan turis di negeri monarki konstitusional tersebut.

Matahari memang tetap terasa menyengat. Namun, di bulan Maret seperti sekarang, terik itu terkompromikan embusan angin yang membawa dingin dengan temperatur berkisar 10 derajat Celsius. Pada malam hari, suhunya malah bisa mencapai 8 derajat Celsius.

Kondisi seperti itu biasanya amat disukai para turis Eropa. Yaitu, mereka yang mencari panas, tetapi tidak mau terlalu "terbakar". Badan Pariwisata Jordania mencatat, sepanjang Januari?Setember 2010, terdapat 532 ribu turis dari Benua Biru yang berkunjung ke Jordania. Terbanyak dari Prancis, disusul Inggris.

Kendati berada di kawasan rentan konflik, Jordania tidak pernah menduga api revolusi bakal mengancam sektor andalannya: pariwisata. Padahal, cuaca

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News