Ketika Perekonomian Jordania Kehilangan Oksigen Akibat Revolusi Arab
Amphitheater Menyisakan Aktivitas Pekerja Konstruksi
Sabtu, 05 Maret 2011 – 08:08 WIB
Uang yang terkumpul dari para wisatawan selama Januari-September 2010 itu mencapai USD 2,65 miliar atau naik 20 persen daripada Januari?September 2009. Pendapatan tersebut menyumbang 10-12 persen dari produk nasional bruto negara yang "merdeka" dari Inggris pada 25 Mei 1946 tersebut.
Jordania ramai dikunjungi karena tujuan wisata yang ditawarkan amat beragam. Ada situs-situs bersejarah dengan kota kuno Petra sebagai lokasi yang paling menonjol. Petra paling banyak dikunjungi turis asing. Jumlahnya mencapai 670 ribu tahun lalu.
Ada pula lokasi wisata kesehatan di Laut Mati, tempat terendah di bumi yang kadar garamnya sangat tinggi. Jordania juga punya Wadi Rum, gurun pasir yang dipenuhi berbagai gunung dan bukit karang. Tempat itu biasanya menjadi jujukan para penyuka wisata petualangan seperti panjat tebing. Amman, terutama di bagian barat, juga menawarkan hiburan malam yang semarak bagi mereka yang lebih menyukai wisata kota.
Namun, kecuali konflik di kawasan Arab dan Timur Tengah mereda, semua tempat wisata tersebut harus bersiap lesu darah. Memang belum ada rilis resmi dari Badan Pariwisata Jordania hingga kini. Tetapi, tanda-tandanya sangat kentara.
Kendati berada di kawasan rentan konflik, Jordania tidak pernah menduga api revolusi bakal mengancam sektor andalannya: pariwisata. Padahal, cuaca
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408