Ketika Perusahaan Farmasi Membeli Lembaga Publik
Rabu, 30 Juni 2010 – 14:26 WIB
Sebuah kajian yang dimuat dalam jurnal JAMA pada tahun 1998 menyebutkan, para pembaca jurnal hanya menempatkan isu pada peringkat ke 55 dari 73 topik skala prioritas yang tersedia. Sementara para redaktur jurnal menempatkan isu ini pada peringkat ke 17. Tentu saja, data ini membuat murka sejumlah anggota komunitas anti tembakau, karena mereka khawatir jurnal JAMA akan merubah kebijakan redaksional, sehingga tidak sejalan dengan keinginan mereka para juragan farmasi. "Kami heran, sebenarnya siapa pembaca JAMA. Apakah mereka semua mewakili suara dokter-dokter praktik. Prioritas mereka tentu sama sekali tidak sesuai dengan kepentingan terbesar kesehatan publik," ujar Dennis Wahlgren dan Melbourne Hovel dalam sebuah jurnal pengendalian tembakau di musim gugur 1999.
Dari kajian itu jelas, para dokter praktik di Amerika Serikat sebenarnya lebih tertarik pada artikel-artikel yang terkait dengan praktik-praktik kedokteran aktual, daripada membaca laporan tentang iblis yang bernama tembakau. Namun, sikap dokter yang seperti itu, justru akan dicap sebagai dokter yang tidak peduli dengan kesehatan publik.
Selain itu, ternyata banyak pula dokter-dokter yang mengaku tidak nyaman jika harus mengidentifikasikan pasiennya sebagai perokok atau bukan. Menguliahi mereka tentang bahaya merokok, atau juga menawarkan produk-produk farmasi sebagai obat berhenti merokok, seperti diamanatkan oleh Clinical Guidelines. Karena, mereka khawatir hubungan dokter dengan pasien bisa runyam jika seorang dokter terus menerus menasihati semua perokok agar berhenti merokok. Kekhawatiran seperti itu jelas ada dasarnya. Karena, menurut berbagai penelitian di AS menunjukkan, "bahwa orang-orang yang mengetahui dirinya memiliki kebiasaan yang dianggap membahayakan kesehatan, seperti merokok atau minum alkohol, membatalkan janjinya ketemu dengan dokter, karena mereka tida ingin dikuliahi tentang hidup sehat.
Jadi, dengan mengubah para dokter praktik menjadi para pengomel dan pengasong obat berhenti merokok, assosiasi-assosiasi medis besar dan komunitas pengendalian tembakau itu sebenarnya tidak hanya menghancurkan hubungan antara dokter dan pasien, namun juga mematikan minat para pasien untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
American Medical Association (AMA) adalah pemain penting dalam perang melawan nikotin. Asosiasi ini menerima jutaan dollar AS setiap tahun dari industri
BERITA TERKAIT
- Angka Miopia Diprediksi Tembus 275 Juta di 2050
- Ketahui Penyebab Utama Tipes, Simak juga Tip Pengobatannya dari IDI Kabupaten Batang
- Kenali Gejala dan Pengobatan yang Tepat untuk Katarak, Simak Info dari IDI Blora Ini
- 5 Manfaat Brokoli, Bikin Kulit Makin Kinclong
- 4 Khasiat Air Rebusan Daun Seledri Campur Madu yang Luar Biasa
- 5 Manfaat Buncis Setengah Matang yang Tidak Terduga, Baik untuk Ibu Hamil