Ketika Rakaat Pertama, Kapal Dihantam Ombak Besar

Selain harus berpuasa, mereka harus menghadapi kondisi ekstrem saat memasak. Menurut Kabag Dapur Serma Romi Ashadianto, memang memasak di kapal yang terkena ombak tinggi tidaklah mudah.
Misalnya saat menyiapkan menu ayam goreng. Mereka harus sabar dan berhati-hati untuk memotong daging ayam menjadi kecil-kecil. Kalau tidak, daging ayam akan bergerak terus ke sana-kemari sehingga sulit dipegang.
”Salah-salah, tangan yang justru kena pisau kalau tidak berhati-hati,” jelasnya.
Meski begitu, ombak setinggi 5 meter tidak menghentikan para juru masak untuk tetap menyiapkan makanan bagi para ABK buat sahur dan berbuka. Namun, jika tim dapur tiba-tiba tidak memasak, berarti kondisi memang mengkhawatirkan.
”Sebab, ombaknya pasti jauh lebih tinggi dari 5 meter,” kata Romi.
Tinggal beberapa hari lagi KRI Banjarmasin tiba di Indonesia. Diperkirakan, tepat pada hari Idul Fitri, Jumat (17/7), kapal perang yang dikomandani Letkol Laut (P) Rakhmat Arief Bintoro itu merapat di Surabaya. Para awak maupun seluruh penumpangnya bakal bertemu dengan keluarga dan bisa berlebaran bagi yang merayakan. (*/c5/c11/ari)
KRI Banjarmasin kini dalam perjalanan pulang ke tanah air, usai misi mendukung Paviliun Indonesia di World Expo Milan (WEM) 2015 di Italia.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu