Ketika Ribuan Kelelawar Tiba-tiba Menghilang, Pertanda Ada Perselingkuhan
Pantai Poturua terletak di sebelah selatan Kabupaten Kolaka, tepatnya di Desa Watubangga Kecamatan Watubangga. Jarak dari ibu kota Kolaka sekitar 70 kilometer. Sedangkan jarak dari Bandara Sangia Nibandera hanya 15 kilometer. Luas lokasi wisata kurang lebih 5,8 hektar. Berbagai fasilitas disiapkan bagi pengunjung yang ingin menikmati pantai tersebut.
Di sekitar pantai terdapat pohon pinus, akasia dan kayu angin yang berjejer rapi. Pohon-pohon itu merupakan tempat ribuan kelelawar hinggap. Kelelawar itu beraktivitas di siang hari. Pengendara yang baru melintas di lokasi pantai akan dibuat tercengang oleh keriuhan ribuan kelelawar.
Dalam bahasa Mekongga, Poturua berarti tempat tidur. Nama itu berasal dari sejarah bahwa pantai Poturua merupakan tempat persinggahan dan menginap oleh pejalan kaki yang melakukan perjalanan baik ke arah Mekongga maupun Moronene. Nama lain dari pantai Poturua adalah Watubangga yang berasal dari batu yang menyerupai perahu yang konon menurut masyarakat merupakan tempat terdamparnya perahu bajak laut.
Pengunjung pantai Poturua ramai di akhiri pekan. Wisatawan tidak hanya dari Kabupaten Kolaka, tetapi juga dari luar daerah seperti Bombana dan Kendari. Peningkatan drastis jumlah wisatawan terjadi pada hari raya dan tahun baru. "Kalau hari Sabtu-Minggu tidak terlalu banyak yang datang. Tapi kalau lebaran atau tahun baru itu bisa ribuan orang yang datang," kata Sukri.
Salah seorang pengunjung yang berasal dari Bombana, Yudi mengaku sering menghabiskan waktunya bersama teman-temannya berakhir pekan di Pantai Poturua. Pantai tersebut dinilai sangat sejuk. "Kita biasa disini kumpul-kumpul minimal satu bulan sekali," katanya.
Ardi, pengunjung yang lain mengaku sengaja datang ke Watubangga hanya untuk melihat kelelawar yang beraktivitas di siang hari. Menurutnya, hal seperti itu jarang dijumpai. "Saya baru pertama kali ke sini. Saya sengaja datang jalan-jalan karena penasaran apa betul ada kelelawar yang terbang di pantai siang-siang," akunya. (*/c)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara