Ketika Rokok jadi Media Komunikasi dengan Dunia Lain

Ketika Rokok jadi Media Komunikasi dengan Dunia Lain
Ilustrasi. FOTO : Rokokindonesia

jpnn.com - Polemik tentang kretek yang menjadi warisan budaya bangsa masih hangat dibicarakan hingga kini. Namun, terlepas dari pro maupun kontra, kretek memang sudah mendarah daging dalam perjalanan bangsa Indonesia. Setiap sendi kehidupan, nyaris bersinggungan dengan produk yang satu ini. Begitu pula, setiap masalah yang ada, nyaris terselesaikan pula dengan produk ini.

Salah satunya adalah masalah gangguan makhluk halus. Dalam tulisannya yang bernas di buku “Kretek Jawa Gaya Hidup Lintas Budaya” yang disusun Rudy Badil, Mohamad Sobary seorang budayawan dan penulis esai menyebutkan rokok mampu mengusir keisengan makhluk gaib saat menggoda seorang anak kecil.

Diceritakan Sobary, hal itu dia temui puluhan tahun silam saat dirinya masih menjadi peneliti di LIPI. Tugasnya sebagai peneliti mengharusnya dirinya pergi ke suatu desa. Nah, di desa itulah dia mendapati ada seorang pria yang memiliki kemampuan supranatural. Oleh orang sekitar, pria itu disapa Orang Tua, meski secara usia baru sekitar 40 tahun.

Sobary muda ketika itu mendapat kesempatan untuk melihat bagaimana si Orang Tua itu melakukan proses gaib. Salah satunya saat menangani permasalahan seorang anak yang terus menerus menangis karena diganggu makhluk halus.

Usai mendengar curahan hati tamu yang tidak lain adalah orang tua dari anak tersebut, menurut Sobary, Orang Tua tadi langsung duduk bersila, sambil menyiapkan selembar kertas rokok, merek Nojorono, yang diambil dari slepen atau dompet anyaman khusus rokok. Di selembar kertas itu dia menaruh sejumput tembakau, kemenyan, dan klembak. Ketika sudah dilinting sendiri alias tingwe, rokok itu dihisapnya dalam-dalam.

”Tak ada masalah. Memang ada yang mengganggu, tapi sudah saya suruh pergi. Sekarang kembali ke rumahnya di pohon randu besar di kuburan,” kata Orang Tua itu pada tamunya. ”Nah, ojo lali, sesuk gawekno jenang abang jenang putih, selinting rokok, dan segelas kopi pahit,” imbuh Orang Tua yang disambut anggukan setuju dan tanda pamit dari tamunya.

Sobary yang bingung, lantas menanyakan permintaan itu pada Orang Tua. Kenapa harus rokok dan kopi? Kata si Orang Tua itu, makhluk halus itu memang menginginkan rokok dan kopi. ”Kalau kita mampu, mengapa tidak memberi?” kata Orang Tua. ”Apa itu tidak musyrik?” balas Sobary. Dengan santai Orang Tua itu hanya menjawab “Apa aku menyembah dia seperti aku menyembah Tuhan?”

Ya, di kampung itu, selinting rokok memang mampu menjadi medium untuk memancing dan menemukan inti persoalan. Dan, berkat selinting rokok pula, pekerjaan akan selesai dengan lebih cepat. (jpnn/pda)   

Polemik tentang kretek yang menjadi warisan budaya bangsa masih hangat dibicarakan hingga kini. Namun, terlepas dari pro maupun kontra, kretek memang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News