Ketika Sampah Membanjiri Kota Mataram
Usaha Warga Terganggu, Kerja Harus Pakai Masker
jpnn.com - Tumpukan sampah bikin resah. Namun warga tidak bisa menghindar. Mereka harus rela menghirup udara bercampur bau sampah.
SIRTU-FERIAL, Mataram
Bau anyir menusuk penciuman saat berhenti di kompleks pertokoan Panca Usaha. Tepatnya di belakang Mataram Mall. Seorang pria berpakaian hijau berjalan sambil menutup hidung. Sudut jalan ini dipenuhi tumpukan kulit kelapa, daun kering, barang bekas, bekas pembalut, sisa makanan, bercampur sampah plastik bertumpuk-tumpuk. Di bawahnya, keluar cairan, baunya busuk.
Satu meter lebih dari lokasi, Ibu Faridah (50) tidak henti-hentinya mengusir lalat yang hinggap di dagangannya. Jajanan jualannya terpaksa di tutup menggunakan kardus, namun lalat tetap saja hinggap. Setengah putus asa, ia pun hanya bisa pasrah melihat lapaknya dikerumuni lalat.
“Gara-gara sampah ini, lalatnya jadi banyak, pembeli berkurang,” omelnya sambil mengusir lalat.
Tumpukan sampah yang tidak diangkut berhari-hari sangat meresahkan. Mereka yang berjualan makanan sangat tergangggu, tidak hanya dirinya beberapa pemilik ruko yang berjualan seperti Warung Pizza di sampingnya juga mengeluhkan hal yang sama.
Kondisi jalan yang dipenuhi sampah jelas sangat mengganggu usahanya. Pembeli merasa tidak nyaman makan di dekat sampah.
”Pemilik toko mengeluh tapi tidak tahu mau protes ke mana,” tuturnya.
Tumpukan sampah bikin resah. Namun warga tidak bisa menghindar. Mereka harus rela menghirup udara bercampur bau sampah. SIRTU-FERIAL, Mataram
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala