Ketika Semenanjung Korea Memanas Lagi
Buntut Tragedi Torpedo, Korsel Putuskan Hubungan Dagang
Selasa, 25 Mei 2010 – 11:11 WIB
Selain itu, Seoul disebutkan akan terus mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk menjatuhkan sanksi terhadap Korut, terkait dengan aksi provokatif mereka yang berujung pada tenggelamnya kapal perang seberat 1.200 ton tersebut. Seoul berharap, DK PBB bisa memberikan hukuman yang membuat Korut jera. Langkah Korsel itu mendapatkan dukungan penuh dari Jepang dan AS.
Namun terhadap perkembangan ini, sejumlah pihak tampak kurang setuju. Pakar politik Yang Moo-Jin misalnya, mereaksi negatif langkah Korsel tersebut. "Lee telah menabuh genderang perang dingin. Ketegangan akan semakin memuncak," ujar cendikia dari University of North Korean Studies yang terletak di Seoul itu.
Sementara di kesempatan terpisah, Menteri Pertahanan (Menhan) Korsel, Kim Tae-Young, mengumumkan bahwa Seoul akan kembali mengaktifkan siaran perbatasan yang sudah berhenti beroperasi selama enam tahun. Selain itu, bersama militer AS, Korsel akan kembali menggelar latihan di pesisir barat negerinya. "Angkatan Laut (AL) Korsel dan AS segera melakukan latihan anti-kapal selam di pesisir barat," ujar Kim.
Pengumuman Kim tersebut segera pula dibalas ancaman oleh Korut. Kemarin, Pyongyang menyatakan bakal menembaki seluruh pengeras suara di sepanjang perbatasan yang menyiarkan provokasi. "Ini pelanggaran terhadap kesepakatan militer inter-Korea. Sungguh provokasi militer yang berlebihan, dan hanya akan menggiring hubungan dua Korea ke tahap paling buruk," terang pihak Korut dalam pernyataan resmi militernya, seperti dilaporkan Reuters pula. (hep/c3/dos/ito/jpnn)
PADA tahun 1950-1953 lalu, kawasan Semenanjung Korea - yang sebelumnya sempat dikuasai Jepang - pernah menjadi pusat salah satu 'perang saudara'
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer