Ketika 'Surga' Diserang
ANDREW: Saya ingat dibawa di belakang bak mobil dengan alas setrikaan. Mereka bilang saya akan dibawa ke rumah sakit Sanglah. Saya ingat mereka mencoba agar kami tetap tenang sambil mengecek luka. Amputasi pertama saya dilakukan di Bali, kaki kiri di atas mata kaki dan di kaki kanan bagian jarinya.
... Kemudian dibawa dengan tandu ke Denpasar untuk diterbangkan ke Darwin menggunakan pesawat Hercules.
THIOLINA: Setelah salah satu rumah sakit kepenuhan, sebuah ambulans membawa saya ke rumah sakit militer di Denpasar. Sampai di sana saya mendengar rumah sakit yang bising karena ada banyak orang. Ada yang menjerit matanya rusak hingga harus dioperasi malam itu juga. Saya dengar mereka kesulitan untuk mendapat infus. Saya dioperasi malam itu.
ALAN: [Di rumah sakit] saya bertanya siapa yang bertugas dan seorang dokter datang, terlihat capek tidak tidur semalaman, ia juga membawa papan yang besar sambil menunjukkan nama yang ada di daftar, kebanyakan nama-nama Australia dan alamatnya. Saya mulai menulisnya sambil gemetaran.
Saya bertanya apakah ia tahu berapa banyak yang akan meninggal, berharap dia tak tahu jawabannya. Tapi ia mengatakan 181 orang dan satu orang dari rumah sakit lain, jadi sejauh ini 182 orang.
Mencoba mencari jawaban
Aksi teror bom dilakukan oleh kelompok Jemaah Islamiah (JI), sebuah grup bermarkas di Asia Tenggara yang terinspirasi dan memiliki kaitan dengan Al Qaeda. Kelompok militan ini diyakini sudah merencanakan pengeboman sejak 10 bulan sebelumnya dengan strategi baru mereka: menargetkan klub malam dan bar.
SHANE HAMMING, pakar dari pusat data bom di Kepolisian Federal Australia yang dikirim ke Bali: Saya pertama kali mendengar pengeboman ini dari berita di hari Minggu. Tentunya sangat mengejutkan. Tayangan di televisi sangat dramatis dan menyedihkan.
SIDNEY JONES, pakar keamanan Asia Tenggara pendiri dan penasehat senior di Institute for Policy Analysis of Conflict, Jakarta: Saya merasa [pelaku serangan teror] bermaksud menciptakan ketakutan. Bukan untuk hal lainnya, tapi keinginan untuk menunjukkan kepada orang-orang Barat bahwa di mana pun mereka tidak aman.
Penyintas bom Bali dari Australia dan Indonesia, mantan kepolisian Australia, wartawan, dan pakar terorisme menceritakan kembali peristiwa bom Bali, salah satu tragedi yang memakan banyak korban jiwa Australia
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu