Ketika 'Surga' Diserang

Ketika 'Surga' Diserang
Ketika 'Surga' Diserang

NATHAN GREEN, penyelidik lokasi kejahatan di Kepolisian Federal Australia, yang berangkat ke Bali sepulangnya dari bulan madu: Ada dua penyelidikan yang dilakukan serentak. Penting untuk diingat bahwa tidak ada di antara lokasi-lokasi tersebut yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Kepolisian Federal Australia. Semuanya berada di wilayah yurisdiksi Kepolisian Republik Indonesia. 

Tapi kami melakukannya secara bersamaan, yakni, penyelidikan pembunuhan [dari] aksi teror bom yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia, dan di saat yang bersamaan mengidentifikasi 202 orang korban.

GLEN: Seiring waktu, kami memiliki polisi yang berbeda-beda dari 100 lebih polisi yang didatangkan dari Australia. Ada yang khusus forensik, penyidik, ada pula yang tugasnya menghubungi keluarga. Jadi semua unit datang untuk bekerja sama.

NATHAN: Ini peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam penegakan hukum Australia mana pun. Kebanyakan yurisdiksi lebih berpengalaman dengan korban yang sedikit saat penyelidikan, belum pernah ada yang harus melakukannya dalam skala besar seperti ini. Jadi kami merotasi orang untuk meningkatkan keterampilan, juga meminimalkan dampaknya terhadap tenaga kerja.

Pekerjaan yang cukup menantang. Saat itu saya masih muda, berusia 25 tahun. Sudah pernah berhadapan dengan orang mati, tapi tidak pernah dua sampai tiga di saat bersamaan. Jadi benar-benar lebih sulit dengan kehancuran akibat bom Bali.

GLEN: Awalnya ada orang-orang yang mencoba mengidentifikasi saudara atau teman mereka. Tapi untuk menjelaskan sulitnya mengidentifikasi membuat mereka juga harus berhadapan dengan emosi sendiri, tentu menjadi tugas yang cukup berat.

NATHAN: Saat dirotasi pertama kali, saya membantu penyelidikan sisi kejahatan. Kemudian tugas saya lebih ke mengidentifikasi korban.

Jadi saya bekerja dengan tim rekonsiliasi yang melihat ... data dan mencoba untuk mengidentifikasi wajah dan kepala, termasuk DNA dan sidik jari serta menggunakan metode forensik tradisional.

Penyintas bom Bali dari Australia dan Indonesia, mantan kepolisian Australia, wartawan, dan pakar terorisme menceritakan kembali peristiwa bom Bali, salah satu tragedi yang memakan banyak korban jiwa Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News