Ketika Tarzan Tak Lagi Raja Hutan
jpnn.com - Setelah Walt Disney memamerkan animasinya yang luar biasa lewat film remake The Jungle Book (2016), kini giliran Warner Bros Pictures hadir dengan film andalannya, The Legend of Tarzan.
Demi memberikan sesuatu yang baru di film kali ini, Warner Bros. tidak lagi memfokuskan ceritanya kepada si anak hutan yang tinggal bersama kumpulan gorila.
Bertahun-tahun setelah meninggalkan hutan rumahnya, Tarzan (Alexander Skarsgård) harus menjalani kehidupan di kota setelah menikahi Jane Porter (Margot Robbie). Tarzan yang telah berubah nama menjadi John Clayton harus menjalani peran sebagai seorang bangsawan yang memiliki banyak kerabat penting.
Posisi itulah yang membuat Clayton harus kembali ke hutan sebagai utusan perdagangan. Sayangnya, rasa rindunya pada belantara justru dimanfaatkan Captain Leon Rom (Christoph Waltz), kapten Belgian yang ingin menguasai hutan. Konflik pun terjadi antara Clayton alias Tarzan dan para penghuni hutan yang merasa keberadaannya terancam. Alhasil, konflik dan perang antara gorila dan manusia tidak bisa dielakkan.
Konflik manusia-gorila membuat film itu dinilai mirip dengan King Kong (2005) jika dibandingkan dengan kisah Tarzan sendiri. Perbedaan jalan cerita dari cerita asli pada 1912 bikinan Edgar Rice Burroughs tidak terlepas dari perubahan naskah secara total oleh kedua penulis The Legend of Tarzan. ''Tidak ada satu pun cerita yang berasal dari Burroughs. Semua skrip dibuat penulis kami, Craig Brewer dan Adam Cozad. Secara keseluruhan, ini merupakan kisah baru yang orisinal,'' jelas David Barron, sang produser, dikutip dari Collider.
Kisah tentang Tarzan seakan tidak pernah pernah habis untuk diceritakan selama 100 tahun terakhir. Beberapa distributor bahkan pernah mengangkat kisah anak hutan tersebut dalam salah satu filmnya. Sebut saja Walt Disney yang pernah membuat versi Tarzan dalam animasi kartun pada 1999 yang berhasil meraup pendapatan hingga USD 448 juta. Tidak ayal, film The Legend of Tarzanmenimbulkan pertanyaan. Apakah film itu akan sesukses film-filmnya sebelumnya?
''Semua orang pasti merasa 'dekat' dengan karakter Tarzan. Aku yakin banyak fan base yang tidak akan melewatkan kisah Tarzan kali ini,'' ungkap Barron.
Sayangnya, film yang tayang pada 1 Juli itu diprediksi kurang mendapat antusiasme para penontonnya. Sebab, para penikmat film mulai menginginkan sesuatu yang baru dan bosan dengan film remake yang makin marak. Meski begitu, Warner Bros. menargetkan pendapatan lebih dari USD 30 juta untuk debut pertama film tersebut.
Demi mewujudkan keinginan itu, Warner Bros. tidak hanya memberikan efek yang luar biasa untuk filmnya kali ini. Mereka juga telah menyiapkan setting yang mendukung visual film. ''Kami membuat dua stage untuk setting hutan. Ada beberapa sudut hutan, vegetasi, dan beberapa hal lain yang dibangun tim kami,'' papar Craig Brewer pada ComingSoon.
Dia mengungkapkan, salah satu alasan mereka memilih untuk membangun miniatur bila dibandingkan dengan mengambil setting asli adalah betapa sulitnya jika mereka harus mengimplementasikannya di lingkungan asli.
Overall, The Legend of Tarzan adalah film remake Tarzan yang paling serius. Mulai pemilihan cast, plot cerita, setting, hingga animasi CGI mewah. Film itu pun worth it untuk ditonton. The Legend of Tarzan akan tayang pada Juli 2016 di bioskop. (Collider/als/c14/wka/pda)
Setelah Walt Disney memamerkan animasinya yang luar biasa lewat film remake The Jungle Book (2016), kini giliran Warner Bros Pictures hadir
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Belasan Ribu Anak Indonesia Nonton Film Gratis di Cinepolis
- Bersiap Menyambut Keseruan Perayaan Fesbul 2024: Epic Cinematic Weekend!
- Linkin Park Siap Mengguncang Jakarta Lewat From Zero World Tour 2025
- Denny Sumargo Beberkan Alasan Satroni Rumah Farhat Abbas, Khawatir Keselamatan Istri
- Dilaporkan Farhat Abbas, Denny Sumargo Siap Bersikap Kooperatif
- Pertunjukan Balet 'Le Corsaire Jakarta' Digelar Selama 2 Hari