Ketika Warga China Benteng Rayakan Imlek di Lahan Sengketa
Rayu Gubernur-Wali Kota agar Mau Hadiri Kirab Cut Bio
Jumat, 04 Februari 2011 – 08:08 WIB
Dia membantah bahwa pemasangan nama di setiap lampion itu dibisniskan. Kata dia, uang dari donatur tersebut digunakan untuk keperluan operasional kelenteng. Misalnya, membeli dupa, lilin, dan membayar orang-orang yang memelihara kebersihan kelenteng.
Nah, karena tradisi itulah, beberapa hari menjelang Imlek, Kelenteng Tjong Tek Bio terlihat sibuk. Puluhan jemaat bekerja bakti memperbarui lampion, lengkap dengan nama donator yang baru saja menyumbang. "Kami baru saja kerja bakti. Jumlahnya sekitar 50 lampion," ucapnya.
Sebenarnya, Kelenteng Tjong Tek Bio berdiri di tanah sengketa. Pemkot Tangerang berupaya menggusur perkampungan di sekitar kelenteng itu. Pemerintah setempat menganggap perizinan tanah bantaran sungai itu bermasalah.
Gara-gara itulah, tahun lalu Imlek tak dirayakan secara meriah oleh warga Chinben. Menurut Jacky, itu karena sekitar sebulan sebelum Imlek yang jatuh pada 14 Februari 2010, beredar isu bahwa kampung Chinben segara digusur. Alasannya, warga tidak memiliki izin untuk menempati bantaran sungai tersebut.
Tahun ini warga China Benteng yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, merayakan Imlek lebih meriah. Pada tahun sebelumnya,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408