Ketika Warga China Benteng Rayakan Imlek di Lahan Sengketa
Rayu Gubernur-Wali Kota agar Mau Hadiri Kirab Cut Bio
Jumat, 04 Februari 2011 – 08:08 WIB

Suasana imlek di Kelenteng Tjong Tek Bio, Neglasari, Tangerang. Foto : M Ali/Jawa Pos
Suasana bertambah panas ketika seminggu sebelum Imlek, datang surat yang dikirim Pemkot Tangerang untuk semua warga Chinben. Isinya, meminta warga segera meninggalkan perkampungan itu karena tidak memiliki izin yang sah. "Tentu saja kami sangat takut dan resah," cerita Jacky.
Nah, karena itulah, setahun lalu warga tidak merayakan Imlek dengan meriah dan megah. Menurut Jacky, kala itu warga hanya berdoa secara sederhana. Menurut Jacky, warga Tionghoa di kampungnya hanya bersembayang Imlek tanpa merayakannya besar-besaran, seperti tradisi perayaan Imlek kebanyakan.
Bahkan, pada peringatan Cap Go Meh (15 hari setelah Imlek) warga Chinben tidak melakukan perayaan apa pun. Mereka hanya berdoa dan berkonsentrasi memikirkan nasib jika pemerintah benar-benar menggusur kampung tersebut. "Jangankan memikirkan perayaan mewah, kami cuma berpikir bagaimana cara bertahan," katanya.
Menurut Jacky, hampir setiap malam warga berkumpul di kelenteng untuk berjaga-jaga dan membicarakan langkah yang diambil ke depan. Setiap malam warga melakukan ronda untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tahun ini warga China Benteng yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, merayakan Imlek lebih meriah. Pada tahun sebelumnya,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu