Ketika Warga Miskin RI Luput dari Penanganan COVID-19

Ketika Warga Miskin RI Luput dari Penanganan COVID-19
Warga Muara Baru, Jakarta Utara, Herdayati (48) bersama putri kembarnya Zianca Salsabila Bilqis (7) dan Vianca Salsabila Balqis (7). (REUTERS: Willy Kurniawan)

"Isolasi hampir tidak mungkin dijalankan. Mereka tidak bisa mengakses layanan rumah sakit. Mereka sangat rentan kehilangan pendapatan," jelasnya.

Sistem kesehatan 'runtuh'

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan sistem kesehatan di Pulau Jawa "secara fungsional telah kolaps", sehingga banyak warga yang mengambil inisiatif sendiri untuk mengobati keluarganya yang sakit.

Kepala Desa Panggungharjo, Yogyakarta, Wahyudi, misalnya, membentuk tim relawan menggunakan media sosial dan aplikasi pesan untuk memburu tempat tidur rumah sakit, pasokan oksigen, serta obat-obatan yang dibutuhkan.

Ketika tiga dari keluarga beranggota delapan orang di desanya meninggal dalam tempo 10 hari, Wahyudi dan timnya berusaha keras mengusahakan perawatan untuk kepala keluarga itu, Muji.

"Apa pun caranya, Pak Muji harus bertahan," katanya.

Setelah ditolak dari enam rumah sakit, akhirnya mereka mendapat jaminan tempat tidur untuk Muji keesokan harinya. Tapi sebelum sampai di sana, Muji telah meninggal dunia.

"Hati kami semua hancur," ujar Wahyudi.

Sekarang bergulat dengan 500 kasus aktif di desanya, ia telah mendirikan tempat penampungan agar dapat mengisolasi mereka yang telah terinfeksi.

Di Muara Baru, kawasan padat penduduk di Jakarta Utara, belakangan ini sering terdengar lelucon pahit tentang istilah PPKM

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News