Ketika Yahudi Australia Berubah Pikiran soal Israel, Simak Ceritanya

"Melihat apa yang terjadi di Gaza sejak 7 Oktober sungguh memilukan, sejujurnya, dan saya sangat malu, saya sangat malu. Karena hal itu dilakukan atas nama saya."
Antony, sekarang tinggal di Sydney, adalah tokoh terkemuka di kalangan warga Yahudi Australia yang menentang operasi militer Israel di Gaza.
Ia tidak hanya terkejut dengan banyaknya korban jiwa di kalangan warga Palestina, tapi disebutkan juga kalau serangan tersebut adalah untuk melindungi orang-orang Yahudi.
"Para pemimpin Yahudi, di Australia, Amerika Serikat, maupun Inggris, punya pesan yang sama: dukung apa yang dilakukan Israel, karena itu akan membuat kita tetap aman. Padahal tidak ada bukti yang mendukung hal tersebut," katanya.
"Itu malah membuat kita semakin tidak aman. Warga Israel tidak akan pernah aman, orang-orang Yahudi tidak akan pernah aman, sampai warga Palestina aman dan tenteram."
Selama enam bulan terakhir, Antony menyuarakan kemarahannya kepada jutaan orang dengan tampil sebagai komentator untuk jaringan media seperti CNN, MSNBC, Al Jazeera, serta di radio serta televisi Turki.
Buku terbarunya, "The Palestine Laboratory", yang menyelidiki penggunaan senjata teknologi tinggi oleh Israel terhadap warga Palestina, menjadi buku terlaris internasional serta memberinya penghargaan jurnalisme tertinggi di Australia, Walkley Award.
Antony mengatakan ribuan orang sudah menghubunginya untuk mengucapkan terima kasih karena keberaniannya angkat bicara.
Investigasi Antony Loewenstein terhadap Israel dan kependudukannya di Palestina mendapat pengakuan internasional
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Presiden Macron: Serangan Israel di Beirut Tak Dapat Diterima
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Peringati Hari Al Quds Sedunia, Ribuan Massa Padati Gedung Grahadi Surabaya