Ketimpangan Digital Jadi Tantangan Sektor Ekonomi Kreatif
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan masih banyak tantangan yang dihadapi pelaku ekonomi kreatif di berbagai bidang.
“Ekonomi kreatif ini kan luas ya. Ada subsektor fashion, makan-minum (FnB), digital (apps), dan lainnya. Tentu tantangannya pun berbeda yang dihadapi masing-masing subsektor,” kata Nailul, Jumat (12/1/2024).
Dia menyebut tantangan juga termasuk di sektor digitalisasi. Di tengah permintaan yang terus meningkat, namun sumber daya manusia masih terbatas.
“Juga ketimpangan digital, infrastruktur menjadi salah satu problemnya,” kata Nailul.
Sebelumnya, Calon Presiden nomor 3 di Pilpres 3 Ganjar Pranowo mengatakan pengembangan ekonomi kreatif dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan perekonomian sekaligus lapangan pekerjaan dalam negeri.
Untuk itu, Ganjar menyebutkan salah satu dukungannya nanti ialah mempercepat penyediaan layanan internet cepat hingga ke wilayah terluar di Indonesia.
“Kami dapat fasilitasi dengan internet cepat agar anak-anak Indonesia yang berada di ujung Indonesia sana bisa juga mempunyai knowledge yang bagus,” ujarnya.
Pengetahuan mereka dapat ditampung, dikolaborasikan dalam sebuah ruang kreatif.
Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan masih banyak tantangan yang dihadapi pelaku ekonomi kreatif di berbagai bidang.
- Sribufest 2024 Jadi Ajang Apresiasi bagi Freelancer Penggerak Ekonomi Digital
- Raker dengan Manekraf, Novita Hardini Sebut Ekraf Bisa Jadi Ladang Pekerjaan Anak Muda
- Raker Komisi VII DPR, Menteri Teuku Riefky Ingin Ekraf Jadi Mesin Ekonomi Baru Indonesia
- Gaming Symposium Jadi Wadah SMK Berkolaborasi Pelaku Industri Gim
- Jadi Ketum KAGAMA, Basuki Hadimuljono Berkomitmen Lanjutkan Program Ganjar Pranowo
- Menyerap Aspirasi demi Melahirkan Kekuatan Baru Ekonomi Kreatif