Ketimpangan Ekonomi di Jabar Picu Tingginya Pengangguran

Ketimpangan Ekonomi di Jabar Picu Tingginya Pengangguran
Suasana Job Fair yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi di Kawasan Industri MM 2100. Foto: Andi Saddam/GoBekasi

jpnn.com, JAWA BARAT - Ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara beberapa kota/kabupaten di Jawa Barat disinyalir menjadi salah satu penyebab tingginya angka pengangguran.

Pengamat perencanaan dan pembangunan Tatang Suheri mengatakan, perekonomian Jabar masih terlalu bersandar pada Jabar di wilayah utara, salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia. Dengan demikian, ketimpangan akan selalu terasa di daerah-daerah.

"Kita tidak bisa memungkiri, kawasan Jababeka adalah lokomotif ekonomi Jabar. Sayangnya, hal ini tidak diikuti oleh daerah lain. Investasi baik asing maupun domestik masih terpusat di situ saja," ujar Tatang.

Keterpusatan perekonomian pada satu-dua wilayah, lanjut Tatang, tentunya berimplikasi pada penyerapan tenaga kerja dari daerah-daerah. Sumber daya manusia berkualitas dari desa terserap ke satu kawasan, sementara di desa-desa tersisa SDM kelas dua atau tiga.

"Dibutuhkan perhatian lebih dari pemerintah provinsi khususnya untuk mewujudkan pemerataan pertumbuhan ekonomi hingga ke desa-desa," ujarnya.

Terpisah, profesor dan pakar urban studies di Savannah State University, Amerika Serikat, Deden Rukmana menegaskan, industri ekonomi kreatif harus dikembangkan dan dikelola dengan baik, tidak melulu mengandalkan ekonomi berbasis sumber daya alam untuk wujudkan pemerataan ekonomi.

"Jabar sebenarnya memiliki potensi besar dalam jumlah penduduk dan letak geografis. Tapi ternyata tidak dikelola dengan baik, jadi ketimpangan masih terasa, dan tingginya angka pengangguran jadi salah satu masalahnya," tuturnya.

Selain itu, kata Deden, masyarakat Jabar mesti berpikir dan memanfaatkan potensi wilayah untuk berkompetisi global.

Kawasan Jababeka adalah lokomotif ekonomi Jabar. Sayangnya, hal ini tidak diikuti oleh daerah lain. Investasi baik asing maupun domestik masih terpusat di situ.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News