Ketimpangan Masih Menyedihkan
Sabtu, 14 Agustus 2010 – 18:32 WIB

Ketimpangan Masih Menyedihkan
JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman menilai, bangsa ini sebenarnya baru merasakan kemerdekaan pascagerakan reformasi 1998. Sebelumnya bangsa ini sama-sekali tidak punya kemerdekaan, kebebasan berpendapat, dan sama sekali tak punya akses untuk ikut mengisi jabatan-jabatan publik.
"Di masa Orde Baru tak banyak kesempatan bagi masyakarat atau aktifis untuk mengisi posisi-posisi publik. Itu yang saya rasakan. Tapi sekarang, siapa pun bisa menjadi bupati, walikota, gubernur, bahkan presiden," ujar Irman Gusman dalam diskusi bertema "Merdeka Tapi Cemas" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (14/7).
Baca Juga:
Namun, lanjutnya, banyak hal yang masih menyedihkan. Dia memberi contoh, hingga saat ini ketimpangan pembangunan masih mencolok antara Jawa dengan Luar Jawa. "Bahkan di sebelah Timur sana (kawasan Indonesia Timur, red), lebih menyedihkan," ujar senator dari Sumbar itu. Dia mengatakan, sangat mendesak mengubah model pembangunan yang tidak merata dan hanya terkonsentrasi di Jawa.
Irman lantas mengajak masyakarat untuk tidak hanya melihat hal-hal yang kurang saja dalam 65 tahun usia kemerdekaan RI ini. "Kita tak boleh menyakiti diri sendiri terus. Perlu juga untuk menghibur diri sendiri. Antara lain, secara demokrasi, kita sudah menjadi bangsa yang besar," ujar Irman. (sam/jpnn)
JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman menilai, bangsa ini sebenarnya baru merasakan kemerdekaan pascagerakan reformasi 1998.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Peradi Tingkatkan Kemampuan Anggota dengan Hadirkan Advokat Luar Negeri
- Paksa Kepala Daerah Ikut Retret, Prabowo Ingin Meniru Rezim Orde Baru
- Pengamat: Retret Kepala Daerah Bukan Demi Kesejahteraan Rakyat, Tetapi Investasi Politik Prabowo
- Rano Karno Sebut Pramono Anung Sudah di Magelang, Ikut Retret Kepala Daerah?
- Dosen UIN Raden Fatah Sebut Asas Dominus Litis Bisa Timbulkan Monopoli Hukum
- Raih Dukungan Mayoritas, Fathan Subchi Pimpin PB IKA PMII 2025-2030