Ketinggalan Malas

Oleh: Dahlan Iskan

Ketinggalan Malas
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Elon tentu melihat terlalu banyak yang bisa dihemat. Model diplomasi di zaman ini sudah berbeda jauh. Laporan dari para diplomat di seluruh dunia kalah cepat dengan medsos.

Baca Juga:

Akibat kemarahan Elon di sidang kabinet itu bisa jadi akan banyak perwakilan Amerika yang ditutup. Saya khawatir konsulat Amerika di Surabaya dan Medan ikut jadi sasaran efisiensi Elon.

Banyak sekali konsulat yang bisa diganti dengan kamera yang dipasang berjaringan dengan satelit Starlink milik Elon.

Sejak kemarahan di sidang kabinet itu muncul rumor seperti menyangkut Sri Mulyani di Indonesia: Marco Rubio akan mengundurkan diri. Hampir semua media memberitakannya. Tiga hari terakhir Marco Rubia jadi bahan berita.

Marahnya Elon Musk bisa membubarkan kementerian. Marahnya KDM di Jawa Barat tidak akan sampai bisa membuat pegawai negeri yang malas itu mengundurkan diri.

Pun KDM. Tidak bisa memecat pegawai itu, apalagi membubarkan kantor itu.

Inilah bagian yang makan hati di Indonesia. Bisa marah tetapi tidak bisa apa-apa. Maka olah kebatinan menjadi penting –daripada sakit hati berkepanjangan.

Elon Musk sendiri sembada. Dia kerja keras luar biasa, padahal sudah kaya raya. Tidak hanya dia yang kerja keras. Pun seluruh timnya di kementerian efisiensi.

Marahnya Kang Dedi Mulyadi atau KDM hanya kepada pegawai negeri yang malas. Elon Musk marah sampai kepada sesama menteri di kabinet Presiden Donald Trump.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News