Ketua AVI: yang Paling Kami Harapkan Jelas, Pemerintah Buat Penelitian Produk Tembakau Alternatif
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI) Johan Sumantri mengatakan penelitian terhadap produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, sudah banyak dilakukan oleh lembaga riset independen.
Seperti dari sejumlah universitas dan lembaga ternama, baik dari dalam maupun luar negeri.
Namun, sampai saat ini, pemerintah Indonesia belum juga terdorong untuk melakukan riset mandiri ataupun memberi dukungan terhadap peneliti dalam negeri, yang sudah mempublikasikan kajiannya mengenai produk tembakau alternatif.
“Yang paling kami harapkan itu jelas satu, pemerintah buat penelitian. Kajian yang dibuat oleh swasta dan perguruan tinggi sudah banyak, tapi kajian yang menyeluruh dari pemerintah belum pernah dibuat,” kata Johan.
Johan mengungkapkan hasil dari sejumlah kajian yang dilakukan membuktikan bahwa produk tembakau alternatif memiliki profil risiko kesehatan 90%-95%, lebih rendah dibandingkan rokok.
Contoh dari produk tembakau alternatif antara lain produk tembakau yang dipanaskan, vape, serta snus.
“Bila tidak bisa melakukan riset, akui penelitian dari lembaga riset swasta yang memang membuktikan produk ini memiliki risiko yang jauh lebih rendah ketimbang rokok,” ungkapnya.
Jika tidak, Johan khawatir pemerintah tidak memiliki referensi yang sesuai dalam menyusun regulasi bagi produk tembakau alternatif.
Asosiasi konsumen berharap pemerintah melakukan kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif serta mendukung hasil-hasil penelitian di dalam negeri.
- Pasar Meningkat, Pemain Baru Rokok Elektrik Bermunculan
- Mulai Bulan Depan, Vape Jadi Barang Haram di Vietnam
- FUEL Luncurkan Inovasi Terbaru, Liquid dengan Varian 'Ice Cream Series'
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- 10 Tahun Berkecimpung di Industri, JVS Group Raih Rekor MURI
- Kebijakan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek jadi Beban Baru Bagi Peritel