Ketua Bawaslu: Kompleksitas Pemilu Serentak 2019 Begitu Terasa
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abhan Misbah mengakui tingkat kerumitan Pemilu serentak 2019. Hal itu tercermin dengan temuan 90 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia dan ratusan lainnya menderita sakit.
"Memang ini begitu kompleksitas, teknis bisa kami rasakan. Satu hal misal, di jajaran KPU meninggal dunia ada sekitar 90," kata Abhan ditemui di kantornya, Selasa (23/4).
BACA JUGA: Rekomendasi Bawaslu: Pemungutan Suara Ulang Khusus Pilpres di TPS 8
Hanya saja, Abhan belum mau berbicara tentang rekomendasi Bawaslu terkait pelaksanaan Pemilu 2019. Bawaslu juga tidak ingin berbicara tentang pemisahan pemilu serentak tingkat nasional dan daerah.
"Prinsip kami, tugas kami belum selesai. Kami selesaikan dahulu tugas pengawasan Pemilu 2019. Evaluasi tahapan akhir, seperti apa nanti kita sampaikan rekomendasinya," ungkap dia, singkat.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengeluarkan rekomendasi untuk memisahkan pelaksanaan pemilu serentak tingkat nasional dan daerah. Rekomendasi dikeluarkan berdasarkan evaluasi dan riset atas pelaksanaan Pemilu 2009 dan 2014.
BACA JUGA: Ada Kesepakatan, KPU Tidak Gelar Pemungutan Suara Ulang di Sydney
Adapun, pemilu tingkat nasional yakni pemilihan untuk mencari Presiden, anggota DPR, dan DPD. Sementara itu, pemilu tingkat daerah bertujuan mencari Gubernur, Bupati, Walikota, serta anggota DPRD tingkat provinsi dan kota.
"Memang ini begitu kompleksitas, teknis bisa kami rasakan. Satu hal misal, di jajaran KPU meninggal dunia ada sekitar 90,"
- Bawaslu Sempat Dapati Pemilih Coblos 2 Surat Suara Pilkada di Cianjur
- Bawaslu Terima 1.500 Aduan Dugaan Pelanggaran Pilkada 2024
- Banyak Banget, Bawaslu Terima Ribuan Pengaduan Terkait Pilkada 2024
- Di Hadapan Anggota DPD, Bawaslu Ungkap Temuan 22 Masalah di Pilkada Serentak 2024
- Warga Jakarta Utara Lapor ke Bawaslu Gegara Tidak Dapat Undangan C6
- 2 Petugas Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi Meninggal Dunia