Ketua Dewan Adat Papua Ajak Masyarakat Jaga Kedamaian Jelang KMAN 2022
jpnn.com, JAYAPURA - Ketua Dewan Adat Suku Tepera Depapre David Edward Danya mengajak semua pihak menjaga kedamaian jelang pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) yang berlangsung pada 24 hingga 30 Oktober 2022.
"Kondisi yang damai diperlukan agar penyelenggaraan Kongres Masyarakat Adat Nusantara dapat berjalan dengan baik dan lancar," kata David dikutip dari Antara, Sabtu (22/10).
Pernyataan itu disampaikan David terkait keresahan masyarakat atas pengangkatan sepihak Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai kepala suku besar.
Selain itu, adanya upaya kuasa hukum dan keluarga Lukas Enembe yang meminta pemeriksaan kasus dugaan korupsi terhadap Gubernur Papua oleh KPK dilakukan di lapangan terbuka dan sesuai hukum adat.
Menurut David, faktor keamanan menjadi penting jelang kongres yang dilaksanakan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di wilayah Adat Tabi, Jayapura, Papua.
Dia juga menyarankan Lukas Enembe untuk berani dan jujur menghadapi proses hukum yang dilakukan KPK, jangan sampai adat menjadi tameng agar terhindar dari jeratan hukum yang berlaku.
"Kami tidak mengakui pengangkatan Lukas Enembe sebagai kepala suku besar Papua karena Papua memiliki berbagai adat dan tidak bisa dikukuhkan berdasarkan perwakilan kepala suku saja," katanya.
Menurut David, setiap daerah di Papua, termasuk di pesisir pantai, juga memiliki kepala suku dan pemimpin adat (ondoafi) masing-masing, sehingga tidak bisa Lukas Enembe mengeklaim sepihak sebagai kepala suku besar di tanah Papua.
Ketua Dewan Adat Suku Tepera Depapre David Edward Danya meminta semua pihak untuk menjaga kedaiaman jelang KMAN 2022.
- Usut Kasus Suap Gubernur Papua, KPK Periksa Direktur RGD Airlines Indonesia
- Tersangka Penyuap Gubernur Lukas Enembe Meninggal Dunia
- Polisi Usut Kericuhan saat Pengantaran Jenazah Lukas Enembe
- Dunia Hari Ini: Pengantaran Jenazah Lukas Enembe Berakhir Ricuh
- Kapolda: Situasi di Jayapura Sudah Kondusif, Masyarakat Tak Perlu Khawatir
- Ada Penyusup di Massa Pengiring Jenazah Lukas Enembe, Rusuh, tetapi Polisi Tetap Soft