Ketua DPR Desak Mabes TNI Hukum Pelaku Pemukulan Wartawan
Rabu, 30 Mei 2012 – 12:32 WIB

Ketua DPR Desak Mabes TNI Hukum Pelaku Pemukulan Wartawan
JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie mengecam aksi pemukulan wartawan yang tengah melakukan tugas jurnalistik oleh oknum TNI di Padang, Sumatera Barat, Selasa (29/5). Marzuki mendesak Mabes TNI menindak tegas pelaku pemukulan agar tidak terulang lagi aksi yang sangat memalukan itu. Empat wartawan itu masing-masing Budi Sunandar (Global TV), Afriyandi (Metro TV), Deden (Trans TV), dan Julian (Trans 7) dikabarkan sempat dihambat dan diambil kameranya oleh aparat yang tampak berjaga di jalan raya. Sementara, Sy Ridwan (Padang Ekpress), Agus (Riau TV), Ejha (Favorit TV) disebutkan tidak sempat ditahan, tapi kamera Ridwan dilaporkan rusak.
"Mereka (pelaku pemukulan, red) harus segera ditindak tegas. Hukum harus ditegakkan," tegas Marzuki kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5).
Sebelumnya diberitakan, empat wartawan televisi dihajar aparat yang sedang berada di lokasi pembakaran dan pembongkaran lapak-lapak yang berada di kawasan Bukit Lampu. Hal itu terjadi saat operasi gabungan yang dilakukan tim SK4 (Pol PP, polisi, trantib dan TNI), Selasa (29/5) sekitar pukul 15.00.
Baca Juga:
JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie mengecam aksi pemukulan wartawan yang tengah melakukan tugas jurnalistik oleh oknum TNI di Padang, Sumatera Barat,
BERITA TERKAIT
- Pelajar Indonesia Raih Prestasi Gemilang dalam Ujian Cambridge International
- Berkontribusi Menekan Prevalensi Penyakit Kronis, Prodia Gelar Seminar Dokter Nasional
- Oneject Indonesia Luncurkan Mesin Hemodialisa & Kantong Cuci Darah, Menkes Bilang Begini
- Pemkot Sukabumi Tak Izinkan Kegiatan Pasar Kaget Selama Ramadan
- Setelah Ikut Retret, Bupati Kepulauan Mentawai Rinto Wardana Siap Sinergikan Program Pusat dan Daerah
- Keluarga Almarhumah Kesya Lestaluhu dan Kepala Suku Biak Mengadu ke Komnas Perempuan