Ketua IAI Tulungagung Meminta Apoteker dan Apotek Terus Mendukung Program JKN-KIS
![Ketua IAI Tulungagung Meminta Apoteker dan Apotek Terus Mendukung Program JKN-KIS](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2021/07/16/ketua-iai-tulungaung-adi-wibisono-foto-istimewa-23.jpeg)
Selanjutnya, sambung Adi, semua perbaikan itu dilaksanakan secara konsisten oleh pihak FKTP, apotek dan peserta PRB, serta pihak BPJS sesuai peran dan wewenangnya.
“Tetap dilakukan monev (monitoring dan evaluasi) dalam pelaksanaannya,” ungkap dia.
Adi sangat menganjurkan apoteker dan apotek agar ikut berpartisipasi dan mendukung Program JKN-KIS.
Meskipun dalam perjalanannya nanti ada kendala atau kegalauan, Adi menjamin dan optimistis pasti ada solusi untuk menyelesaikannya.
Menurutnya, pendekatan komunikasi yang efektif efisien menjadi salah satu sarana penyelesaian yang terbaik.
“Ambil saja peran itu dalam Program JKN, karena ini program pemerintah maka kita harus ikut, harus support dengan apoteker berpraktik profesi di apotek, kalau tidak support juga nanti ada penyesalan atau kerugian (kesempatan dan waktu),” kata Adi.
“Hari gini (masa pandemi) kalau tidak memanfaatkan peluang sekecil apa pun sebagai sumber potensi pendapatan apotek dari kita berpraktik profesi, itu suatu kerugian menurut saya. Pasti ada kendala, dan pasti ada solusinya,” pungkas Adi. (*/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Ketua IAI Tulungaung Adi Wibisono mengajak apoteker dan apotek untuk terus mendukung program pemerintah, JKN-KIS. Menurut Adi, JKN-KIS merupakan salah satu wujud eksistensi profesi khususnya apoteker dalam memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyaraka
Redaktur & Reporter : Boy
- Rapat Bareng DPR, Menkes Ungkap Alasan Perlunya Iuran BPJS Kesehatan Naik
- Begini Nasib Karyawati PT Timah Penghina Honorer Pengguna BPJS
- Karyawati Bikin Konten Menghina Honorer, PT Timah Angkat Bicara
- Kelakuan Karyawati PT Timah Penghina Honorer Ini Bikin Geram Netizen, Duh
- Saleh Ingatkan Pemerintah Waspada soal Defisit BPJS Kesehatan
- Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa