Ketua Komisi X DPR Pengin Peran Perpustakaan sebagai Jantung Pendidikan Diperkuat
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menilai Perpustakaan Nasional (Perpusnas) konsisten menyediakan buku-buku berkualitas melalui berbagai program dan kegiatan.
Huda menegaskan bahwa kesulitan masyarakat mengakses buku harus diselesaikan. Sebab, buku merupakan instrumen yang tidak tergantikan dalam gerakan literasi.
"Kesulitan masyarakat mengakses buku, harus bisa diselesaikan,” kata Syaiful Huda dalam Talk Show Publik Perpusnas, Selasa (7/12).
Dia menambahkan Komisi X DPR akan terus mendorong seluruh kelembagaan untuk berkolaborasi menjalankan gerakan literasi ini dalam upaya memperkuat peran perpustakaan sebagai jantung pendidikan di negeri ini.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas RI Deni Kurniadi mengatakan literasi sangat ampuh membantu memulihkan ekonomi dan reformasi sosial. Menurutnya, gerakan literasi berbasis inklusi sosial belakangan ini menjadi nadi utama Perpusnas.
Deni Kurniad mengatakan literasi berbasis inklusi sosial menjadi kunci penting, karena melalui Perpusnas, perpustakaan di Indonesia kini tidak sekadar menjadi pusat informasi bahan kepustakaan, tetapi berkontribusi membangun masyarakat berpengetahuan.
“Sebagai pusat ilmu pengetahuan, Perpusnas juga mampu mendorong inovasi dan kreativitas masyarakat," ucapnya.
Dia menegaskan perpustakaan kini sudah berkontibusi nyata pada penambahan pendapatan keluarga dan masyarakat melalui sejumlah kegiatan kreasi yang diselenggarakan di setiap daerah.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mendorong seluruh kementerian/lembaga memperkuat peran perpustakaan sebagai jantung pendidikan.
- Arasoft Dorong Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Dorong Pengembangan SDM, Jawa Satu Power Bangun Gedung Sekolah untuk SDN Cimalaya 7
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- PT. KSP Aktif Berpartisipasi Membangun Pendidikan Banten
- Agung Wicaksono Tawarkan 3 Pilar Utama untuk Wujudkan Visi 'ITB 2030'
- Majelis Masyayikh Dorong Penghapusan Dikotomi & Diskriminasi Lulusan Pesantren