Ketua KPK Prihatin Masih Ada Penilap APBN Lewat Suap

Eko diduga menerima suap Rp 2 miliar dalam bentuk uang dolar Amerika Serikat dan Singapura di kantor Bakamla, Jalan Dr Soepomo, Rabu (14/12). Penangkapan atas Eko setelah KPK menangkap Hardy dan Adami ditangkap di parkiran Bakamla.
Sedangkan Eko ditangkap di ruang kerjanya beberapa saat kemudian. KPK juga membawa serta seorang pegawai Bakamla yang akhirnya hanya berstatus sebagai saksi.
Penyidik mulanya langsung mengejar Fahmi di kantornya di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Namun, Fahmi tidak ada di kantornya.
Meski demikian KPK sudah menjerat pria yang disebut-sebut sebagai suami Inneke Koesherawati itu sebagai tersangka pemberi suap.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, Fahmi sebaiknya menyerahkan diri. “Bila datang (menyerahkan diri red) akan lebih baik lagi," katanya.(Boy/jpnn)
JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengaku sangat prihatin karena masih ada praktik suap terkait proyek yang dibiayai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- PPATK Apresiasi Kinerja Pemerintah dan Polri dalam Penindakan Judi Online
- Cegah Penyakit Tidak Menular, Remaja Diminta Terapkan Pola Makan Gizi Seimbang
- Buku 'Siapa Bayar Apa Untuk Transisi Hijau?, Mengulas Tantangan Pembiayaan Energi
- Tingkatkan Layanan Kesehatan, Program SAFE HANDS Diluncurkan di NTB
- Gubernur Luthfi Siapkan Penerbangan Perintis ke Karimunjawa dan Blora
- Anggota DPRD DKI Brando Susanto Meninggal Dunia di Atas Panggung saat Sambutan