Ketua MPR Ajak Mahasiswa Pascasarjana Unsil Bangun Benteng Ideologi Bangsa
Ia menjelaskan identitas nasional sebagai manifestasi nilai luhur budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan kebangsaan seakan mulai tergerus oleh masuknya nilai budaya asing yang masuk melalui derasnya arus globalisasi.
“Bisa jadi, generasi penerus kelak tidak lagi mengenal istilah kerja bakti, gotong royong, serta musyawarah untuk mufakat," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI dan wakil ketua umum Pemuda Pqncasila ini menerangkan, memudarnya jati diri dan karakter bangsa ini makin melengkapi hasil survei Komunitas Pancasila Muda yang dilakukan pada akhir Mei 2020.
Ia menjelaskan dalam survei itu disebutkan hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka.
Sementara 19,5 persen bersikap netral, dan 19,5 persen lainnya menganggap Pancasila hanya sekadar istilah yang tidak dipahami maknanya.
"Selain berbagai tantangan kebangsaan yang disebutkan tadi, saat ini pun kita harus mewaspadai adanya potensi ancaman kedaulatan negara di tengah cengkeraman hegemoni ekonomi politik dunia,” paparnya.
Ia menyebut sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia kaya akan potensi sumber daya laut.
Menurut badan pangan dan pertanian dunia (FAO), potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun.
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan yang tidak kalah penting dari membangun benteng dan kekuatan fisik adalah pembangunan benteng ideologi. Di sinilah peran penting MPR RI.
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Mahasiswa Minta Pemerintah Tegas Tindak Oknum Nakal Sesuai Putusan MK 136/2024
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Glodok Chinatown: Simbol Keharmonisan dalam Komunikasi Antarbudaya
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala