Ketua MPR Ajak untuk Belajar Kisah Pendiri Bangsa

jpnn.com, JAKARTA - Pidato Ketua MPR Zulkifli Hasan menyinggung keberhasilan pelaksanaan program Empat Pilar. Menurutnya, program tersebut harus dilanjutkan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Zulkifii menyatakan dalam implementasi nilai yang terkandung dalam Empat Pilar khususnya bagi penyelenggara negara, sangat penting belajar dari kisah para pendiri bangsa yang memberi keteladanan.
"Bahwa memimpin adalah mengabdi, bukan sekadar jalan mencari
kuasa," kata Zulkifli saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).
Zulkifli lantas mengungkap kisah tokoh bangsa seperti Proklamator RI Bung Karno, kemudian Agus Salim, serta Bung Hatta.
Dia menjelaskan, pasacapenetapan Bung Karno sebagai presiden pertama dalam Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 18 Agustus 1945, sang proklamator itu pulang berjalan kaki.
"Santapan berbuka puasanya adalah sate ayam yang dibelinya sendiri di pinggir jalan dari seorang pedagang tanpa pakaian atas, alias bertelanjang dada," katanya.
Selain itu, Zulkifli menambahkan, H. Agus Salim sampai meninggal dunia tetap berstatus ‘kontraktor’. Artinya, kediamannya berupa rumah sempit di gang sempit pula masih berstatus sewa ketika Agus Salim wafat. Kasur gulung, ruang makan, dapur, dan tempat menerima tamu di rumah kontrakannya bersatu dalam satu ruangan besar.
Pidato Ketua MPR Zulkifli Hasan menyinggung keberhasilan pelaksanaan program Empat Pilar. Menurutnya, program tersebut harus dilanjutkan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid: Netanyahu Lebih Pantas Ditangkap ICC Dibandingkan Duterte
- Waka MPR: Seni Ukir Jepara Bangkit di Tangan Generasi Muda
- Neng Eem Puji Keputusan Presiden Prabowo yang Umumkan Ojol dapat THR
- Jaga Warisan Intelektual Bangsa, Ibas Siap Kawal Regulasi dan Insentif Penulis
- Wakil Ketua MPR Tegaskan Pentingnya Regenerasi demi Keberlangsungan Seni Ukir Jepara
- Audiensi dengan Penulis Perempuan, Ibas Sampaikan Menulis Bisa Membentuk Peradaban