Ketua MPR Bambang Soesatyo Ajak Permahi Kaji Pentingnya PPHN
PPHN bisa menjadi payung hukum pelaksanaan pembangunan berkesinambungan dalam menghadapi Revolusi Industri 5.0 maun Indonesia Emas 2045.
"Paling ideal, kehadiran PPHN dilakukan melalui amandemen konstitusi. Namun untuk tetap menjaga kondusifitas bangsa, MPR RI telah menemukan solusi menghadirkan PPHN tanpa amandemen, yakni melalui konvensi ketatanegaraan dari delapan lembaga tinggi negara," ujar Bamsoet.
Bamsoet mengatakan menjadi lebih sempurna jika penjelasan Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 dihapus sehingga kekuatan TAP MPR yang bersifat regeling (pengaturan) bisa hidup kembali sebagai bentuk hukum PPHN yang tidak bisa ditorpedo melalui Perppu ataupun melakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi.
Sebagai informasi, hadir dalam pertemuan dengan Ketua MPR Bamsoet, yakni Fahmi Namakule sebagai Ketua Umum Permahi, Fajar Budiman (sekjen), Umum Dirar (bendahara), Almus (Wasekjen), Danis (Ketua LKKPH), Khefin (Ketua Pendidikan dan Pelatihan), dan M Ahsanu Taqwim sebagai Ketua Media Publikasi.(mrk/jpnn)
Ketua MPR Bambang Soesatyo menilai Permahi punya peran besar melakukan kajian untuk menguatkan hukum Indonesia, termasuk mengkaji pentingnya PPHN
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi
- Siti Fauziah Sampaikan Bukti MPR Telah Jadikan UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Hidup
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim
- MPR & ILUNI FHUI Gelar Justisia Half Marathon, Plt Sekjen Siti Fauziah Sampaikan Ini