Ketua MPR Sebut 5 Masalah Demokrasi yang Harus Cepat Ditangani Sebelum Pemilu 2024

Dia menilai semua itu diakibatkan beberapa hal, seperti program pendidikan kewarganegaraan yang tidak memadai.
“Munculnya polarisasi politik, dan ketiga, informasi kinerja pemerintah yang tidak mudah diakses atau dimengerti,” katanya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, menurut Bamsoet, agenda revitalisasi demokrasi, bermuara pada satu tujuan besar, yakni mengembalikan demokrasi pada rakyat.
“Mengembalikan cara pandang dan perlakuan, bahwa demokrasi, kedaulatannya di tangan rakyat,” sambungnya.
Langkah strategisnya ialah memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik.
“Kedua, meminimalkan politik identitas dalam Pemilu. Ketiga, menyusun program-program riil bagi masyarakat oleh para elit politik. Keempat, memberikan dukungan terhadap penyelenggara pemilu, yakni KPU dan Bawaslu, untuk menjaga integritas mereka,” imbuhnya.
Kelima, dia menilai revitalisasi demokrasi paling penting adalah, mendorong segenap elemen masyarakat untuk mengawasi jalannya pemerintahan.
“Ilmuwan menyepakati, demokrasi modern adalah popular control. Di mana, semua urusan publik senantiasa dalam pengawasan rakyat, sang pemilik kedaulatan,” tegasnya.
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan pengelolaan demokrasi di Indonesia menyisakan sejumlah persoalan yang menjadi PR, terutama sebelum Pemilu 2024.
- PA GMNI Dorong Etika Bernegara Berbasis Pancasila untuk Atasi Krisis Demokrasi
- Semangat Memperkuat Kembali Kinerja Perekonomian Nasional
- Konsorsium Jurnalisme Aman Desak Pemerintah Lindungi Kebebasan Pers
- Ahmad Rofiq Optimistis Partai Gema Bangsa Bisa Jadi Peserta Pemilu 2029
- Sampaikan Laporan saat Rapur, Komisi II Punya 10 Catatan soal Evaluasi Pimpinan DKPP
- Merawat Asa Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Walau Dirusak Perilaku Koruptif