Ketua MPR Tinjau Produksi Kereta dan Bus Listrik PT Inka, Lihat
jpnn.com, MADIUN - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meninjau kantor pusat dan workshop PT Industri Kereta Api (Inka) yang memproduksi 53 bus listrik sebagai transportasi para delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022.
Inka memanfaatkan momentum G20 untuk menampilkan produknya sehingga bisa lebih banyak mendapatkan kepercayaan pasar internasional.
Dalam mendukung Presidensi G20 dan pariwisata Indonesia, INKA juga memproduksi tram mover yang akan digunakan di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) serta mengembangkan autonomous line tracker bus bertenaga baterai hingga kereta gantung.
"Sesuai perintah Presiden Jokowi agar kementerian/lembaga mengutamakan produk dalam negeri, INKA juga menandatangani MoU dengan PT Kereta Api Indonesia tentang pengadaan kereta api," ungkap wakil ketua umum Golkar ini.
Dengan demikian, mulai 2024, pengadaan kereta rel listrik (KRL) tidak lagi bergantung pada impor dan sepenuhnya bisa menggunakan produk dalam negeri dari Inka.
Selain memantapkan diri di pasar dalam negeri, sebagai manufaktur perkeretaapian terintegrasi pertama di Asia Tenggara yang berdiri sejak 18 Mei 1981, Inka menjadi pemain penting di pasar perkeretaapian internasional.
"Karena itu, apresiasi perlu diberikan terhadap kepemimpinan Direktur Utama Inka Budi Noviantoro," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet ini.
Hal itu dikatakannya dalam kunjungan ke kantor pusat dan workshop Inka di Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (26/5).
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meninjau produksi bus listrik PT Industri Kereta Api
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Lestari Moerdijat: Inklusivitas Harus Mampu Diwujudkan Secara Konsisten